Mohon tunggu...
sulhan baharsyah
sulhan baharsyah Mohon Tunggu... Lainnya - "el proceso de volverse realmente humano." 🌱♾️🌻

menulis membuat hidup lebih utuh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ruang ke Ruang

9 Agustus 2020   13:32 Diperbarui: 9 Agustus 2020   13:20 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perkubus kotak berirama

Merubung dentum manis nada

Masih se-ramah kah kita berjumpa

Bercanda ria dibangku kita

            Masih ada waktu tuk berjumpa

            Mengapa tidak tuk bertatap muka

            Waktu sengaja tercipta

            Namun tenaga tak seirama

Kanku ambil mesin pemutar waktu

Namun itu sebuah delusi masa lampau

Hanya sesak atau sesal

Namun tuk mengeval individual

            Akan tumbuh tunas tunas

            Untuk menyumbang konsumsi nafas

            Pagi itu emang segar

            Namun, malam tetap beracun untuk bersandar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun