Strategi buffer zone bukan merupakan kosep baru, konsep buffer zone ini berkembang dari keinginan untuk lebih melindungi Kawasan/ daerah inti dari pada derah konservasi buffer zone agar meminimalkan dampak negatif kepada manusia khususnya. Buffer zone adalah suatu wilayah atau area yang ditempatkan di sekitar wilayah ini suatu negara untuk memberikan perlindungan dan memperlambat atau menghambat kemajuan potensi penyerang sebelum mencapai wilayah inti tersebut. Maka tujuan utama buffer zone untuk antisipasi ancaman nuklir di semenanjung korea adalah mengurangi resiko yang timbul seperti resiko penyebaran radiasi nuklir ke wilayah lain serta bekerja sama dengan negara lain untuk berkoodinasi dalam menghadapai amcaman perang nuklir di semenanjung korea.
- Pengembangan Buffer Zone Sebagai Antisipasi Ancaman Nuklir
- Wilayah yang terdampakÂ
Melihat batas wilayah Indonesia yang berhadapan langsung apabila terdampak nuklir semenanjung korea adalah wilayah natuna sampai dengan wilayah laut utara Sulawesi. Selanjutnya dapat kita fokuskan wilayah mana saja yang paling rawan terkena dampak nuklir tersebut. Dari wilayah yang disebutkan tadi apabila ditarik garis lurus dan menghitung jarak, maka laut utara Sulawesi adalah daerah yang paling pertama yang akan terkena dampak. Sulawesi utara memiliki beberapa pulau yang terpisah cukup jauh diutara yang berbatasan langsung dengan negara Filipina yaitu pulau marore, pulau miangas serta beberapa pulau yang cukup besar yaitu kepulauan Talaud, kep. Sangihe dan kep. Halmahera utara.
- Kemungkinan wilayah yang bisa dijadikan buffer zone
Dari data yang diperoleh yaitu daerah yang sangat mungkin untuk dijadikan buffer zone antara lain pulau Marore, pulau Miangas, Kep. Talaud, Kep. Sangihe dan Kep. Halmahera Utara. Wilayah kepulauan tersebut merupakan kepualuan yang terletak paling luar di bagian utara wilayah Indonesia.
- Buffer Zone sebagai penanggulangan radiasi Nuklir
Dengan penetapan wilayah tersebut sebagai buffer zone maka wilayah tersebut merupakan wilayah yang siaga terhadap ancaman nuklir saat ancaman perang nuklir di semenanjung korea dimulai. Perencanaan penanggulangan akibat nuklir ini dilakukan dengan tujuan keamanan penduduk wilayah tersebut dari radiasi radio aktif nuklir serta memotong radiasi nuklir ke wilayah lainnya. Hasil perencanaan penanggulangan ini diharapkan dapat meminimalisir korban akibat radiasi nuklir yang mungkin akan terjadi atau terdampak di wilayah tersebut. Saat ini yang yang bisa dilaksanakan untuk menanggulangi dampak radiasi nuklir adalah evakuasi penduduk ke wilayah lain yang lebih aman. Wilayah yang berbatasan dengan buffer zone harus direncanakan infrastruktur, sarana prasarana untuk mendeteksi dini ancaman potensial nuklir, tujuannya agar dampak yang kita terima dapat diminimalisir dan evakuasi serta penangulangannya dapat segera dilaksanakan. Melihat wilayah buffer zone merupakan pulau yang tidak berberbatasan langsung dengan wilayah lain secara langsung, maka perencanaan evakuasi hanya melaui jalur laut dan udara. Dari empat pulau yang direncanakan hanya pulau marore yang tidak memiliki bandara udara, tiga pulau lainnya masing-masing memiliki bandara udara sendiri. Proses evakuasi cepat bisa dilakukan melaui pesawat udara dan tahap evakuasi bisa dilaksanakan melalui jalur laut. Selanjutnya bagaimana tempat evakuasi yang aman, dukungan logistik serta dukungan sumber daya lainnya untuk mendukung selama evakuasi ataupun saat penampungan evakuasi.
- Rekomendasi
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan hal-hal yang dapat kita rekomendasi untuk menghadapi ancaman nuklir semenanjung korea, antara lain sebagi berikut:
- Melihat kemampuan nuklir korea utara serta potensi bencana nuklir yang besar maka penting sekali unutk meningkatkan kerjasama internasional dan kegiatan diplomatik yang bertujuan mencegah korea utara terus mengembangkan senjata nuklirnya.
- Pengembangan pembuatan buffer zone harus dilaksanakan perencanaan secara matang karena melibatkan wilayah tertentu yang berbatasan dengan usulan buffer zone. Wilayah tersebut harus dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana prasarana yang diperlukan untuk mendeteksi dan melacak potensi awal ancaman potensial nuklir untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
- Pembuatan rencana manajemen bencana yang didalamnya membahas rencana evakuasi, tempat evakuasi, tempat perlidungan yang aman dan dukungan logistik serta dukungan sumber daya yang diperlukan. Semua elemen ini butuh Kerjasama pemerintah pusat dengan pemerintah pusat terkait instansi yang akan digerakkan.
Referensi
Adam, R. (2023). Analisis Strategi Nuklir Korea Utara Pasca Perang Dingin: Pengaruh Proliferasi Nuklir Korea Utara Terhadap Stabilitas Keamanan Asia Timur. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(3), 579--593.
Al Syahrin, M. N. (2018). Kompleksitas Keamanan Kawasan dan Tantangan Kerja Sama Keamanan Asia Timur. Nation State: Journal of International Studies (NSJIS), 1(1), 23--43.
Fekete, A. (2022). Safe from Harm? Massive Attack Nuclear Worst-Case Scenario for Civil Protection in Germany Regarding High-Risk Zones of Exposure, Vulnerability, and Safe Havens. Challenges, 13(2), 47.
Horehaj, A. (2019). The Power Rivarly between China and India: Managing the Buffer Zone between the Two States.
Joenniemi, P. (1986). Norden And The Development Of Strategic Doctrines; From A Buffer Zone To A Grey Area? Current Research on Peace and Violence, 9(1/2), 54--73.