Mohon tunggu...
Siti Annnisafa Oceania
Siti Annnisafa Oceania Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa logistik kelautan Universitas Pendidikan Indonesia yang gemar dalam mengembangkan diri dan tertarik dalam membuat artikel berbau kemaritiman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Kawasan Minapolitan Karangsong - Siti Annisafa Oceania (2204696) LK-B1

29 November 2022   18:04 Diperbarui: 29 November 2022   18:06 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONDISI MINAPOLITAN KARANGSONG SAAT INI 

Kebijakan pembangunan perikanan Kabupaten Indramayu sebagai pengembangan kawasan pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya adalah pengembangan Kawasan PPI Karangsong di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu. Sebagai wujud kebijakan pengembangan perikanan tangkap telah dikembangkan fasilitas pelabuhan pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelalangan ikan (TPI) di kawasan tersebut. 

Pembangunan infrastruktur fasilitas PPI Karangsong mulai di bangun pertengahan tahun 2003, dimaksudkan untuk mengembangkan suatu sentra produksi perikanan tangkap lengkap dengan kegiatan pengolahan dan jasa lainnya.

Kondisi eksisting Kawasan PPI Karangsong memanfaatkan aliran Sungai Prajagumiwang sebagai alur pelayaran dari laut menuju ke pelabuhan. Fasilitas pelabuhan dan tempat pelelangan ikan terletak sekitar ± 1 km dari garis pantai. Berdasarkan rencana struktur tata ruang Kawasan PPI Karangsong arahan pengembangannya terbagi dalam dalam 4 zona, yaitu:

A). Zona I

Zona I diarahkan untuk pengembangan fasilitas pokok, berupa gerbang masuk dan alur pelayaran dan pelindung pantai.

B). Zona II

Zona II diarahkan untuk pengembangan fasilitas pokok dan fasilitas fungsional, berupa;
Pengembangan fasilitas pokok, diantaranya; alur pelayaran, kolam/dermaga labuh tambat dan pelindung pantai.
Pengembangan fasilitas fungsional, diantaranya; industri galangan kapal dan  home industri kapal.


C). Zona III

Zonal III diarahkan untuk pengembangan berbagai fasilitas diantaranya fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok berkaitan dengan zona untuk fasilitas laut, sedangkan fasilitas fungsional dan penunjang berkaitan dengan zona fasilitas darat. Untuk mengetahui beberapa elemen yang termasuk dalam fasilitas tersebut, antara lain;

1. Fasilitas fungsional ini terdiri dari;
Kepabeanan
Kegiatan pendaratan ikan, meliputi; tempat pelelangan ikan, tempat sortir dan industri pengolahan, tempat pengepakan dan distribusi, tempat penjemuran, kantor adminstrasi, bangunan pelengkap TPI (toilet, mck, air bersih untuk pencucian ikan), tempat parkir, shelter nelayan, sarana pompa BBM dan bangunan utilitas terminal bongkar muat Industri pengolahan dan pergudangan
Bengkel perbaikan (docking), suku cadang, pemeliharaan dan pemeriksaan mesin.
2. Fasilitas penunjang ini, meliputi; sarana peribadatan (masjid), perdagangan umum, balai pengobatan, gedung sekolah, balai pertemuan, KUD dan tempat parkir serta perumahan nelayan.

D) Zona IV

Zona IV diarahkan untuk memperhatikan aspek lingkungan terutama keadaan tanaman mangrove (pohan bakau) dan ekosistem pantai, dalam pengembangan Kawasan PPI Karangsong perlu diupayakan areal konservasiberupa ruang sempadan pantai pada radius 100 meter dari garis pantai yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan jenis vegetasi berupa tanaman
mangrove (pohan bakau).

Keberadaan PPI Karangsong tidak lepas dari adanya peranan Sungai prajagumiwang yang berfungsi sebagai alur pelayaran keluar masuk kapal atau perahu ke pelabuhan. Kondisi saat ini, Sungai Prajagumiwang sering mengalami pendangkalan yang diakibatkan lumpur atau material endapan yang terbawa dari Sungai Prajagumiwang.

Pengunaan Lahan Kawasan PPI Karangsong

sebagian besar penggunaan lahan kawasan PPI Karangsong berupa lahan tambak ikan, yang dibudidayakan masyarakat setempat untuk jenis ikan air payau berupa ikan bandeng dan udang windu. Di sepanjang garis pantai Karangsong ditumbuhi tanaman mangrove (pohon bakau) yang tumbuh dengan sendirnya maupun yang di tanam olehmasyarakat sekitar, bahkan masyarakat setempat juga menanam mangrove di lahan tambaknya. 

Keberadaan tanaman mangrove di sepanjang bibir pantai Karangsong dapat mengeleminir terjadinya abrasi berupa pengikisan daerah pantai terhadap gerusan ombak. Selain itu tanaman mangrove dapat menjadi tempat bagi biota laut untuk mencari sumber makanan. Kondisi ini tergolong sudah dapat membantu mencegah pada kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh

Komposisi pekerjaan masyarakat terdiri dari nelayan tetap, sambilan dan mendatang. Dimana tingkat perkembangan nelayan pendatang lebih mendominasi dibanding yang lain. Untuk kegiatan penangkapan ikan bagi nelayan Karangsong dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya permodalan, musim tangkapan, daerah tangkapan nelayan dan jenis armada yang digunakan. 

Hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI Karangsong terdiri dari jenis ikan besar dan ikan kecil, diantara jenis ikan tersebut terdapat komoditas ekspor. Kontinuitas hasil tangkapan nelayan setiap bulannya cukup stabil.

Sistem Bisnis Perikanan

Terkait sebagai sistem bisnis perikanan, keberadaan PPI Karangsong men-ciptakan beberapa sub sistem yakni sebagai sub sektor agribisnis hulu diantaranya nelayan Karangsong melakukan penangkapan ikan di laut (produksi) yang selanjutnya memunculkan sub sektor jasa penunjang berupa industri pembuatan sarana alat tangkap perahu/kapal motor, kebutuhan keperluan logistik pelayaran.

nelayan antara lain; kebutuhan BBM solar dan minyak tanah, es, serta keperluan bahan makanan selama nelayan melaut (pra produksi). Sektor hilir merupakan pemasaran hasil tangkapan ikan dan terdapat industri pengolahan ikan untuk di proses menjadi beberapa produk jenis olahan ikan (pascaproduksi).

Kebutuhan Logistik Pelayaran

Kebutuhan logistik pelayaran bagi nelayan Karangsong diperlukan dalam kegiatan menangkap ikan di laut. Beberapa kebutuhan logistik yang diperlukan dalam keperluan melaut diantaranya; bahan bakar minyak berupa solar dan minyak tanah, es, kebutuhan makanan dan minuman yang terdiri dari beras dan mie instan, rokok, gula, kopi dan teh.

Analisa SWOT

Potensi dan Kendala Kegiatan Perikanan:

1. Adanya sarana alat tangkap berupa armada kapal motor dan perlengkapan alat tangkap lainnya dengan jumlah yang sangat memadai menunjukkan kemampuan dalam upaya melakukan penangkapan ikan di lautan lepas.
2. Adanya fasilitas PPI Karangsong yang terus dikembangkan, menjadi potensi yang baik dalam pengembangan kegiatan perikanan dengan terus melakukan upaya agar transaksi berlangsung di TPI Karangsong.
3. Adanya peran KPL Mina Sumitra sebagai pengelola PPI Karangsong, tergolong sudah memadai dalam upaya pengelolaan PPI Karangsong dan memfasilitasi penjualan ikan melalui proses pelelangan.
4. Adanya budaya di sekitar masyarakat PPI Karangsong, bahwa profesi nelayan berlangsung secara turun temurun, hal ini menjadi potensi pengembangan kegiatan perikanan.

Adapun yang menjadi kendala diindikasikan sebagai berikut:
1. Mahalnya operasional kegiatan penangkapan ikan semenjak meningkatnya harga solar dipasaran, mengakibatkan sebagian nelayan Karangsong menggunakan minyak tanah, namun seiring dengan adanya pembatasan minyak tanah oleh pemerintah, maka penjualan minyak tanah dipasaran juga mengalami kelangkaan dan sulit untuk mencarinya.
2. Adanya kerjasama permodalan antara nelayan pencari ikan dan pemilik modal (juragan) cenderung merugikan pendapatan nelayan dalam sistem bagi hasil.
3. Adanya transaksi penjualan ikan di luar TPI Karangsong yang pada akhirnya akan mengurangi pemasukan bagi TPI dan pemerintah.
4. Kondisi fasilitas jalan lingkungan sekitar pelabuhan dan TPI Karangsong mengalami kerusakan dan sebagian berlubang pada jalan tanah berbatu.

KESIMPULAN

Faktor internal yang penting dipertimbangkan sebagai kekuatan utama adalah PPI Karangsong  yang memiliki nilai  strategis dan ditunjang nelayan yang berjiwa kemaritiman sedangkan kelemahan utamanya adalah bahwa Program Minapolitan sebagai konsep pembangunan memiliki kelemahan.  

Faktor eksternal memiliki peluang utama berupa PPI Karangsong ditetapkan sebagai lokasi Minapolitan Perikanan Tangkap dan ancaman utama adalah Permodalan bakul rendah dan TPI luar Indramayu memiliki daya tarik yang lebih tinggi dari Karangsong. 

Strategi untuk mewujudkan pengembangan minapolitan yang efektif meliputi memanfaatkan Program Minapolitan dan Program Pembangunan Kampung Nelayan Modern, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan kinerja sistem perencanaa pembangunan minapolitan dengan membangun networking, pemahaman secara utuh dan tepat tentang konsep minapolitan, meningkatkan kinerja organisasi pemerintah dan swasta, melakukan pembinaan dan pemberdayaan aparatur, meningkatkan sarana dan prasarana perikanan tangkap, menghadirkan investor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun