Mohon tunggu...
Occe Idaman
Occe Idaman Mohon Tunggu... Penulis - Maria, Kau adalah sebait puisi yang ditulis hujan pada debu. Penyairmu adalah rindu.

Yang Fana adalah Hina

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Daun-daun Layu

24 Juni 2020   08:42 Diperbarui: 24 Juni 2020   08:36 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah cahaya rembulan yang samar-samar kelam

Aku terpagut oleh mimpi yang kian suram

Muram, masam, lebam

Bendera di lanteraku padam

Terseok-seok aku melangkahkan muramku pada sekulum senyum yang terpancar dari matamu dan mengulurkan suramku pada seberkas cahaya purnama yang lahir di bawah lidahmu

Ternyata kau sambut aku dengan bibir yang gemetar kelam

Aku masih di sini, di antara barisan suara yang enggan terlelap

Aku berdiri menancapkan bendera sukmaku di atas palung air mata hingga engkau gugur bersama dedaunan yang layu

Dan seiring dengan itu, kan kutabuhkan suaraku yang telah bertahun-tahun kau pasungkan di bawah selangkangmu

Aku adalah selembar suara

Yang disulam benang sukma

Dan jarum yang berduka

Pada altar rindu yang lara                                                                             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun