Mohon tunggu...
Oby SatiaTegaran
Oby SatiaTegaran Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

keren

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Pendidikan Karakter di Era Digital

7 Desember 2022   02:27 Diperbarui: 7 Desember 2022   02:33 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter dipahami sebagai pendidikan untuk mengembangkan karakter bangsa pada diri peserta didik agar memiliki nilai dan karakter yang sama dengan dirinya, serta menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sendiri, sebagai anggota masyarakat dan sebagai seorang yang produktif, nasionalis, warga negara yang religius. dan kreativitas. Koesoma (2007:

250). menekankan bahwa pendidikan karakter merupakan nilai-nilai inti yang harus diinternalisasi jika suatu masyarakat ingin hidup dan bekerja sama dalam damai. Nilai-nilai seperti kearifan, menghargai orang lain, tanggung jawab pribadi, rasa takdir, penderitaan, dan penyelesaian konflik secara damai merupakan nilai-nilai yang harus diutamakan dalam pendidikan karakter.

Thomas Lickona berpendapat bahwa "pengetahuan tentang nilai moral tidak cukup untuk menjadi pribadi yang berkarakter, nilai moral harus disertai dengan perilaku moral" (1991:

53). "Kepribadian ini terdiri dari tiga unsur kepribadian yang baik, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral." Zuriah, 2007:

45). Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat memahami, merasakan dan sekaligus mengamalkan nilai-nilai moral. Ada enam hal yang menjadi fokus pengajaran pengetahuan moral, yaitu 1) kesadaran moral, 2) pengetahuan nilai-nilai moral, 3) pendapat yang diucapkan, 4) penalaran etis, 5) pengambilan keputusan (decision), 6) otonomi. pengetahuan. Unsur pengetahuan moral mengisi bidang persepsi mereka. Ada enam aspek afeksi yang harus dapat dirasakan seseorang agar menjadi pribadi yang berkarakter (sentimen moral), yaitu:

1) kesadaran, 2) harga diri, 3) empati, 4) cinta kebaikan, 5) pengendalian diri dan kerendahan hati. Tindakan atau tindakan moral merupakan hasil dari dua komponen kepribadian lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang untuk berbuat (act morally) maka harus dilihat dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit)

Pendidikan karakter di era digital memiliki berbagai tantangan dan peluang. Riset membuktikan bahwa era digital memberi peluang positif pada implementasi pendidikan karakter. Digital dapat membantu pembelajaran contoh nya dalam memberikan pengajaran yang sulit kita dapatkan secara nyata, seperti mengenai antariksa, kita bisa tahu bahkan bisa merasakan ada di antariksa luar angkasa menggunakan VR (Virtual Reality), dan bahkan kita bisa mengetahui apa saja yang ada di tubuh kita, untuk pendidikan karakter di era digital kita bisa mencontoh para pahlawan bangsa dengan animasi ataupun ilustrasi yang dibuat semenarik mungkin agar anak anak tertarik menonton nya, hal ini tentu saja berdampak positif pada karakter anak, selain dampak positif tentu saja ada dampak negatif nya di masa kini semua bisa mengakses informasi bahkan anak anak, hal ini juga dapat berpengaruh kepada karakter nya, dengan mencontoh apa saja yang ia lihat, maka dari itu kita sebagai masa depan bangsa baik baiklah dalam menggunakan media digital, atau pun sosial media, dan untuk orang tua juga berperan dalam pengawasan nya terhadap anak nya dialog antara orangtua dan anak akan bernilai positif bila pesertanya memang sungguh anggota keluarga dari orang yang beriman. Intelektualitas akademis dibutuhkan, namun itu belum cukup. habitus yang dikondisikan orangtua dalam keluarganya merupakan pola dasar dalam memandang dan mengalami, berpikir dan merasa, bertindak, berbahagia bahkan menderita. Inilah mengapa dialog antara anak dan orang tua sangat penting

Era modern menantang para pendidik untuk mencetak anak bangsa yang mampu menempatkan diri di tengah perubahan yang cepat, pilihan ganda, dan kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan. Lebih lanjut, pendidik memiliki kewajiban moral untuk mendorong mereka menjadi orang yang hidupnya mampu menemukan makna dan berakar pada nilai-nilai luhur, citra diri yang kuat, dan ambisi bermanfaat bagi orang lain.Pada zaman modern yang serba digital ini sangat jarang terlihat anak -- anak yang bermain dilapangan dengan permainan tradisional, justru lebih banyak asik bermain dengan telepon genggamnya atau gawai. Padahal permainan tradisional ini bisa memupuk rasa persaudara dengan sesama teman, menjadi lebih akrab, dan juga lebih kreatif dengan menggunakan permainan tradisional. Anak-anak zaman sekarang lebih menyukai menggunakan teknologi yang ada dengan telepon genggamnya atau gawai seperti video game. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru dalam pengasuhan teknologi yaitu :

  • Meningkatkan dan memperbaharui wawasan tentang internet dan telepon genggam atau gawai. Orang tua maupun guru tidak dapat memantau atau mengawasi anak- anak apabila gagap akan teknologi atau gaptek.
  • Membatasi waktu pada anak dalam menggunakan telepon genggam atau gawai.
  • Guru maupun orang tua dapat memberikan pemahaman dan kesadaran kepada anak dampak negative dari internet atau telepon genggam Anak -- anak dizaman serba digital ini dimanjakan dengan teknologi yang ada, yang serba canggih seperti dalam mencari bahan pembelajaran. Generasi atau anakanak dizaman serba digital cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang, mereka ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi. Untuk itu menerapkan pendidikan karakter sangat penting agar generasi penerus bangsa mempunyai moral dan akhlak yang baik

Pendidikan anak dalam keluarga adalah upaya mendewasakan manusia sejak lahir hingga masa pubertas  agar tumbuh dengan baik  secara mental,  fisik dan emosional. Tujuan pendidikan dalam keluarga adalah menanamkan nilai -- nilai kebaikan dalam diri seorang anak dari kecil. Keluarga merupakan batu bata dalam bangunan suatu bangsa. Suatu bangsa terdiri dari kumpulan keluarga, jika rumah tangga rapuh dan lemah, maka bangsa itu akan lemah. Oleh karena itu, setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting.

Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah usaha pembentukan kecakapan fundamental dan pengembangan potensi diri pada siswa dalam spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan siswa, dan pendidikan karakter adalah suatu proses penerapan nilai-nlai moral dan agama pada peserta didik melalui ilmu-ilmu pengetahuan, penerapan nilai-nilai tersebut baik terhadap diri sendiri, keluarga, sesama teman, terhadap pendidik dan lingkungan sekitar maupun Tuhan Yang Maha Esa pendidikan karakter juga mendukung perkembangan sosial, emosional dan etis siswa. Sementara secara sederhana pendidikan karakter dapat dimakania sebagai hal posistif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya (Samani & Hariyanto, 2013). Yang dimana hal ini sangat penting dimasa sekarang, yaitu era digital atau sering disebut pendidikan 4.0, semua aspek berperan dalam pendidikan karakter ini, aspek eksternal maupun internal, contoh dari aspek eksternal ialah pengaruh guru atau pun lingkungan sekitar, karena sekarang era digital hal hal di social media juga berpengaruh terhadap karakter anak, contoh dari aspek internal yaitu tentu saja orang tua yang terikat darah dan batin dengan anak nya. Menurut pandangan saya sebagai penulis bahwasannya benar adanya pendidikan karakter ini sangatlah penting atau urgent karena sering sekali ditemukan pelanggaran pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anak, anak dan dimohon untuk seluruh aspek yang berpengaruh kepada karakter anak bangsa, tolong jagalah sikap didepan anak karena anak akan langsung menangkap apa yang ia lihat dan apa yang ia anggap menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun