Mohon tunggu...
Babang Choco
Babang Choco Mohon Tunggu... Administrasi - Pengangguran

Keep improve, keep learning and we must growing up together...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memanfaatkan Panca Indra

30 Agustus 2018   21:25 Diperbarui: 22 November 2018   10:50 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Helo gaes... Sapa hangat selepas makan malam, barangkali disana belum sempat makan malam... menu sambal terasi, petai bakar plus ayam lalapan saya fikir tidak terlalu jelek untuk tabungan dipagi hari. Sebenarnya tadi niatnya mau membuka adsense youtube,  tapi karena hasilnya kurang menggairahkan maka biarlah menjadi tabungan hari tua saja sebagai pengganti JHT dari BPJS yang sudah lama tidak aktif. 

Saya sengaja membuat kalimat pengantar seperti itu, supaya dianggap youtuber karena saat ini menjadi youtuber lebih diminati dibandingkan menjadi anggota dewan. Menurut hasil survey dari lembaga survey yang tidak mau disebutkan namanya, bahwa youtuber lebih populer bila dibandingkan dengan anggota dewan. Kalau tidak percaya silahkan dicari sendiri referensinya dimesin pencari, saya fikir data permulaan itu bisa digunakan sebagai acuan. 

Sepertinya ada sesuatu yang kurang nyaman mengganggu indra penciuman,  barangkali sambal terasi yang tadi sempat terjamah terlalu kuat intensitas dan kadar ketrasiannya. Saya fikir itu merupakan bentuk ujian bahwa ternyata indra penciuman yang saya miliki masih normal dan berfungsi sempurna. ***Alhamdulillah. 

Barangkali kita perlu sesuatu yang dapat mencairkan suasana untuk mengeliminir dampak dari sesuatu yang kurang nyaman (baca:bau terasi). Sedikit bercerita,  mungkin ini pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan panca indra dan bau-bauan.  Jadi, sudah menjadi kebiasaan pada saat ditempat bekerja sebelum memulai pekerjaan diawali dengan lingkaran pagi. Nah... pada kesempatan itu secara tidak sengaja saya sering dapat giliran untuk bercerita.  

Singkat ceritanya begini,  ada keluarga Drakula terdiri dari ayah dan anak,  dimana seperti yang sudah diketahui kalayak ramai bahwa drakula itu sukanya menghisap darah manusia.  Nah,  kebetulan ayah drakula ini sedikit galau melihat gelagat anaknya yang tidak menyukai darah manusia,  akhirnya sang ayah dengan sengaja membawakan seorang mangsa untuk anaknya, supaya ayah drakula ini tahu kenapa sang anak tidak suka darah manusia.  Begini kira-kira percakapan keduanya. 

Ayah: "Nak,  ayah bawakan mangsa anak manusia dikamar depan coba kau tengok, ayah mau lihat kau menghisap darahnya".

Anak:"Yah,  ananda gak suka darah manusia,  soalnya tidak enak baunya kecut, aromanya masam dan rasanya asin".

Ayah:"Kau coba dulu...baru kau bilang sama ayah, ayah mau lihat". Bentak sang ayah. 

Kemudian dengan muka masam sang anak bergegas mendekati mangsanya, tanpa berfikir panjang sang anak drakula mulai menggigit mangsanya dengan maksud menghisap darahnya. 

Lalu.... 

Ayah:"Wooeee... Bodoh kali kau.  Gigit dileher bukan diketiak, tolool". 

Begitulah kira-kira cerita dilingkaran pagi waktu itu. Biarlah cerita itu menjadi cerita penyemangat rekan kerja, karena apabila suasana hati riang gembira sedikit banyak dapat mempengaruhi suasana kerja dan berdampak pada produktifitas pekerja. 

Kadang kala kita juga harus bisa lebih bijaksana dalam menyikapi rasa kurang nyaman, seperti misalnya aroma terasi diatas, supaya tidak menghilangkan esensi dari perwujudan rasa maka kadang kala kita perlu mengabaikan aromanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun