Mohon tunggu...
obrolanvika
obrolanvika Mohon Tunggu... Koki - perantara

hanya obrolan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Hidup Tidak Lenyap Hanya Berubah: Buku Kedua Penyampai Pesan Jiwa

20 April 2021   16:19 Diperbarui: 20 April 2021   16:38 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bab Ahkir. Doc: Pribadi

Kematian atau berhentinya pernafasaan menjadi salah satu proses hidup yang harus akan dijalani. Sesuatu yang belum pasti memang menjadi yang hal menakutkan bagi sebagian orang. Tapi bagaimana pendapat anda jika sesorang berbagi pengalaman pribadinya kehidupan lain setelah kematian? Bagaimana pula respon anda jika ternyata mereka yang pernah hidup bersama anda, ternyata masih hadir di bumi yang sama walau beda dimensi? Semuanya dapat kita baca di beberapa buku yang ditulis oleh Herwiratno. Kita telisik yuk.

Herwiratno: Penyampai Pesan Jiwa

Sampul dan Blurb. Doc: Pribadi
Sampul dan Blurb. Doc: Pribadi

Well sebelum menelisik kisah tentang pengalaman mengenai kehidupan setelah tak bernafas, kita cari tahu terlebih dahulu mengenai penulisnya. Saya sendiri mengetahui tentang buku beliau saat menjelajah dunia maya dan tergerak membeli buku berdasarkan review singkat dari. Di luar topik yang dituliskan, ada hal yang unik dalam sistem transaksi buku dari penulis. Calon pembaca dipersilakan menghubungi nomer ponsel penulis langsung, memesan buku, dan pembayaran bisa diselesaikan jika penerima buku sudah mempunyai dana serta waktu. Yah seunik penulisnya mungkin, karena beda dengan penulis lain yang mempunyai akun media sosial lengkap, Herwiranto tidak menampilkan diri ke dunia maya secara official.

Saya kemudian mencari halaman profil penulis di setiap bagian buku-buku beliau, tapi nihil. Yah memang yang terpenting adalah isi buku nya, seperti misi beliau selaku Penyampai Pesan Jiwa. Pembaca akan diajak mengetahui sendiri profil penulis saat membaca isi bab per bab yang ada. Jika ingin segera tahu ya bisa menanyakan langsung melalui percakapan ponsel.

Buku Kedua Penyampai Pesan Jiwa: Hidup Tidak Lenyap Hanya Berubah  

Prakata Penulis. Doc: Pribadi
Prakata Penulis. Doc: Pribadi

Buku kedua tepatnya, dan entah kenapa tangan Saya memilihnya terlebih dahulu untuk dibaca daripada buku pertama. Awalnya keduanya berdiam di meja dalam waktu bersamaan setelah Saya selesai membuka plastik pembungkus. "Tak ada yang kebetulan" adalah kalimat yang Saya sudah percayai kebenaran dari dulu. Untuk itu marilah kita memulai perjalanan singkat membahas empat buku hasil pengalaman dari Pak Herwiratno, dimulai dari buku yang bersampul merah ini. Warna yang mengingatkan Saya pada hari raya Imlek dan Kue Ku.

Ilustrasi sampulnya sendiri sederhana namun tepat menggambarkan pesan utama dari isi bukunya. Tangan kiri memegang tali dimana sebuah gunting dalam posisi akan menjalankan fungsinya. Bila dijabarkan mungkin tali tersebut adalah simbol ikatan karma kita sedangkan gunting adalah alat pemutus karma tersebut. Mengapa tali tersebut tidak digambarkan sudah terputus oleh gunting? Mungkin ini sebuah simbol bahwa keputusan memutus ikatan karma atau tidak diserahkan lagi pada pribadi yang bersangkutan. Mungkin.

Interaksi Dengan Mahluk Tak Kasat Mata

Ilustrasi. Doc: Pribadi
Ilustrasi. Doc: Pribadi

Awalnya saya berpikir akan ada blurb di sampul belakang buku  tapi ternyata nihil. Pada sampul belakang disajikan komentar dari beberapa pembaca buku awal mengenai isi buku tersebut. Buku yang sudah dicetak 11 kali sejak Januari 2017 tersebut, tersusun dari 22 kisah yang sebagian besar berisi pengalaman interaksi dengan mahluk tak kasat mata.  Salah satu hal yang Saya suka di setiap kisah yang dibabarkan, tak ada interaksi yang heboh seperti di layar kaca atau channel internet (yah memang beda media beda motivasi dan kebutuhan). Semua dilakukan dengan tenang, dan damai walaupun dinamika yang dialami penulis tetep terasa.  Di satu bagian saya mendapati bahwa penulis pernah menolak tawaran dari produser televisi untuk menjalin kerjasama mengenai tayangan saat berinteraksi tersebut.

Salah satu contoh ketenangannya ada pada kisah pertama di halaman 1-7, yang mengambil judul Kemelekatan yang Menjebak Jiwa, Jangan Tanya Dosaku, Tidak Perlu Tahu Jasaku! Dikisahkan bahwa penulis bertemu satu arwah yang mengaku diri sudah ratusan tahun berada di kawasan Pejaten-Pasar Minggu. Berikut sekelumit isi dan percakapan saat arwah itu kemudian meminta tolong pada penulis agar dibantu diberangkatkan jiwanya keluar dari alam Antara serta menghadap Tuhan.

Jangan tanya dosaku dan tak tidak perlu tahu jasaku! Doa saja berangkatkan jiwaku!
Siap Komandan!  hanya itu yang bisa saya ucapkan untuk menyanggupi perintah berdoa bersama jiwa yang sudah mencapai tingkatan mengikhlaskan siapapun dan apa pun itu. Jiwa yang sudah terbebas dari kemelekatan terlebih cinta atau terlalu benci!

Dilema Arwah

Ilustrasi Bab Ahkir. Doc: Pribadi
Ilustrasi Bab Ahkir. Doc: Pribadi

Ternyata arwah juga bisa mengalami dilema selepas berpindah dimensi seperti yang dijabarkan penulis dalam bab 13 halaman 127-138. Pada bab yang bersub judul Arwah memberkati Jenasahnya sendiri dikisahkan pengalaman penulis membantu menemukan berdialog para penumpang pesawat yang jatuh dalam perjalana dari Surabaya ke Singapura.

Setelah berdialog tenyata para arwah tidak menyadari bahwa mereka sudah meninggal yang artinya belum bisa menerima keadaan diri. Kemudian setelah disadarkan mereka mengalami dilema antara memutuskan langsung kembali ke keluarga atau menuntun tim SAR menemukan jenasah mereka. Dan pada ahkirnya kelompok dibagi dua yang membawa hasil penemuan jenasah mereka dan upacara pemakaman berjalan lancar.

Bukan Mengganggu, Tetapi Hanya Minta Dibantu

Sudah jamak banyak kisah kalau terjadi gangguan mahluk tak kasat mata pada manusia. Tapi melalui buku ini, kita menjadi tahu bahwa sebenarnya mereka hanya memberi tanda minta tolong. Hanya saja karena kita saling tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa yang sama maka yang nampak hanyalah gangguan fisik.

Hal ini dijabarkan juga secara khusus pada bab 22 di halaman 255-267, dengan sub judul, Belajar Kehidupan Bersama Mahluk Semesta. Dikisahkan jika seorang teman penulis mendapati lengan nya nampak bekas cengkraman telapak tangan bewarna hitam dan berminyak seperti cairan oli. Setelah diajak berdialog oleh penulis, maka mahluk halus tersebut hanyalah meminta bantuan agar dibagi ilmu tentang damai serta dibantu diantarkan melanjutkan perjalanan jiwa mereka.

Kesimpulan

Sampul Depan Buku. Doc: Pribadi
Sampul Depan Buku. Doc: Pribadi
Tentu artikel ini akan sangat panjang jika hendak mengulas satu persatu kisah yang dituliskan, maka saya sarankan anda membaca sendiri juga. Membaca seluruh kisah di buku tulisan Herwiratno dan buku lain yang bertopik seirama memang dibutuhkan pemikiran terbuka. Baik sebelum, selama maupun sesudahnya, tapi yah jika tidak berjodoh maka tidak mungkin juga anda akan memilih buku tersebut untuk dibaca. Tentang apakah anda akan memahami/belum paham ataupun menyetuju/tidak setuju tentu itu hal yang berbeda.

After all, saya seperti mengulang mendapat pesan-pesan yang pernah saya terima namun perlu dipahami kembali serta dipraktekan, hehe. Saya akan menyertakan nomer penulis di bawah artikel bila anda tergerak mengetahui pesan apa saja yang bisa dipetik dengan membeli buku beliau.  

Ada quote dari penulis yang menjadi kunci dari buku kedua ini menurut saya: Betapa indahnya bila sesama Mahluk Semesta saling belajar dan berkarya bersama melaksanakan misi jiwanya.

Judul.      : Hidup Tidak Lenyap Hanya Berubah
Penulis.  : Herwiratno
Isi.             : 278 Halaman
Cetakan. : ke-11,  Juli 2020
Penerbit. : Rumah Cetak Tombo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun