Mohon tunggu...
Obeth Sihombing
Obeth Sihombing Mohon Tunggu... Regional Commercial Business Manager, sebuah bank swasta nasional di Jakarta -

Obeth Sihombing lahir di Takengon, Aceh Tengah - NAD. Saat ini bekerja di salah satu bank swasta nasional di Jakarta. Selain membaca, menulis adalah hobbynya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak-anak Selat Sunda

29 September 2010   15:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hendak menyebrangi selat Sunda melalui pelabuhan Merak beberapa waktu yang lalu, saya tertegun menyaksikan beberapa anak-anak yang berenang mengapung di sisi ferry yg menunggu keberangkatan. Beberapa penumpang melemparkan uang logam dan mereka berebutan berenang dan meyelam untuk medapatkan uang logam itu lebih dulu. Ada penumpang yang melemparkan uang logam Rp. 100, Rp. 500 dan jarang sekali yang melemparkan uang senilai Rp. 1.000,-.

Ketika tidak ada penumpang yang melemparkan uang, mereka menunggu terus sambil menggerak-gerakkan kaki dan tangannya untuk terus bisa bertahan mengapung dan memandangi kami yang berdiri di sisi anjungan dgn penuh harap. Beberapa penumpang yg tadinya hanya menonton mulai tergerak hatinya, termasuk saya dan mulai melemparkan koin uang logam. Beberapa sibuk mencari di sakunya kalau ada uang logam yang tersisa. Ada yang melempar dekat, tapi ada juga yang jauh, namun anak-anak itu dengan semangatnya,berenang, mengejar, berlomba menyelam, dan ketika mendapatkan uang itu ia mengangkatnya ke atas, seakan-akan berkata : ' nih, gua dapat!'. Disinilah letaknya keseruan tontonan ini, pembuktian bagi para penonton.

Ketika ferry mulai bergerak melaut, perlahan-lahan anak-anak itu terusir oleh gelombang yang dihasilkan bibir ferry, dan makin lama makin jauh. Anak-anak itu hilang di telan pandangan. Mungkin mereka masih terus mengapung dan berenang sekaligus berharap lemparan uang-uang logam dari penumpang ferry berikutnya.

Merak, Feb 2002. (Dedicated to Whisnu Adhiguna di Doha- Qatar, teman di ferry saat kisah ini terjadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun