Mohon tunggu...
Obed Susanto
Obed Susanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Pecinta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perlunya Integrasi Data serta Kolaborasi Sinergitas Antar Lembaga Negara pada Aplikasi Sehat Indonesia (ASIK)

30 Agustus 2022   19:12 Diperbarui: 30 Agustus 2022   19:19 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imunisasi merupakan cara yang paling manjur dan telah terbukti sebagai metode pencegahan penyakit infeksi yang paling sempurna dan berpengaruh kepada kesehatan masyarakat. 

Tidak heran jika permintaan vaksin terus meningkat setiap tahunnya, namun, hal ini harus diikuti oleh faktor keseimbangan antara imunitas yang akan dicapai dengan reaksi yang tidak diinginkan yang mungkin timbul (efek samping). 

Semakin banyak dosis vaksinasi yang disuntikan kepada masyarakat, maka semakin meningkat pula laporan efek samping atau yang biasa dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap vaksin yang memiliki tujuan utama untuk  mencapai kekebalan imunitas individu maupun kelompok, Mahasiswa/i Universitas Diponegoro, sebagai salah satu lembaga yang intelek sekaligus dekat dengan rakyat, terus mengupayakan tercapainya sosialisme Indonesia menuju Indonesia Unggul, Maju, dan Adidaya di tahun 2045 nanti (Indonesia Emas). 

Demi mencapai cita-cita luhur para pendiri bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan nilai-nilai dalam Pancasila, rakyat Indonesia harus selalu memiliki kesehatan dan kekuatan demi kemajuan Nusa dan Bangsa.

Sebagai salah satu cerminan dari manusia yang intelek, Mahasiswa/i UNDIP terus mengupayakan Kemajuan Nusa dan Bangsa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang bekerjasama dengan Lembaga Internasional UNICEF dalam menyukseskan Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. 

Saya Obed Toman sebagai salah satu anggota dari Tim KKNT BIAN 2022 mencanangkan program monodisiplin "Penyusunan dan pembuatan Microplaning di Puskesmas Banyudono II dan Tamansari, Kabupaten Boyolali."

Foto Aplikasi Sehat Indonesia (ASIK) - 30/8/2022
Foto Aplikasi Sehat Indonesia (ASIK) - 30/8/2022


Tidak dapat dipungkiri bahwa integrasi data dan keamanan privasi data di Indonesia masih menjadi yang terendah diantara negara G20 dan Negara berkembang lainnya saat ini. 

Hal ini termasuk aplikasi buatan Kementerian Kesehatan RI, Sehat Indonesia atau yang biasa disebut ASIK yang bertujuan untuk menghimpun data anak yang sudah diimunisasi MR/campak dan rubella, IPV, DPT-Hb-Hib, dan OPV. 

Aplikasi ini tergolong baru dan belum terintegrasi dengan data Dukcakpil maupun Kementerian Dalam Negeri terkait NIK, Nama, dsb. Memang Kemenkes RI mengejar target imunisasi Kejar dan BIAN yang tertinggal ketika pandemi merajalela di Nusa Bangsa ini yang membuat banyak ibu-ibu dan orang tua takut mengimunisasikan buah hati mereka ke pos kesehatan atau ke Posyandu terdekat.

Tetapi yang harus digarisbawahi adalah kolaborasi antar lembaga negara sangatlah diperlukan demi percepatan kemajuan Nusa dan Bangsa ini. Seharusnya Kemenkes RI dapat bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain demi tercapainya integrasi data. 

Data ini nantinya tidak hanya terintegrasi tapi juga harus aman dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya sebagai bibit penerus bangsa ikut berpartisipasi dalam penyusunan dan pembuatan Microplaning yang menjadi dasar acuan para tenaga kesehatan dalam menentukan rencana dan sasaran target imunisasi kedepannya.

Penyusunan ini dilakukan bersama pihak terkait, disini adalah tenaga kesehatan (admin, penyuluh kesehatan serta penanggung jawab imunisasi) di Puskesmas Tamansari dan Banyudono II, Boyolali, Jawa Tengah. 

Hal ini dilakukan dengan penuh ketelitian dan kesabaran mengingat pengolahan data yang berjumlah ribuan yang harus dipertanggungjawabkan kelak. 

Penyusunan ini dilakukan berdasarkan data dan fakta lapangan historis para sasaran imunisasi yang telah mendapatkan imunisasi Kejar berdasarkan rentang usia yang telah ditetapkan untuk penetapan jumlah sasaran pada imunisasi berikutnya, disini yakni imunisasi MR (campak dan rubella).

Program yang berlian ini diharapkan kedepannya dapat menjadi motivasi dan pendukung perlunya integrasi data serta kolaborasi sinergitas antar lembaga negara demi tercapainya cita-cita luhur para pendiri bangsa Indonesia ini. Merdeka !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun