Lukas 17:10, merupakan bagian dari pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya mengenai kerendahan hati dan ketaatan.Â
Ayat ini mengingatkan orang percaya untuk menyadari posisi mereka di hadapan Allah, sebagai hamba-hamba yang bertugas melakukan kehendak-Nya tanpa mencari penghargaan.Â
Ketaatan kepada Allah bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, melainkan suatu kewajiban yang seharusnya dilakukan dengan tulus.
Makna Hamba dalam Konteks Injil Lukas
Dalam budaya zaman Yesus, hamba adalah individu yang sepenuhnya tunduk kepada tuannya, tidak memiliki hak untuk menuntut penghargaan atau imbalan.Â
Yesus menggunakan analogi ini untuk menunjukkan hubungan antara manusia dan Allah.Â
Sebagai hamba, manusia bertugas melaksanakan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan.
Kerendahan Hati sebagai Dasar Pelayanan
"kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna," pernytaan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan martabat manusia, tetapi untuk mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah bagian dari tugas kita sebagai hamba Tuhan.Â
Tidak ada ruang untuk kesombongan atau merasa lebih tinggi dari sesama.
Bagian ini juga menyoroti pentingnya tanggung jawab. Sebagai hamba Tuhan, kita dipanggil untuk menaati perintah-Nya tanpa pertanyaan.Â
Ketaatan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban yang lahir dari kasih kepada Allah. Ketaatan kita adalah respon terhadap kasih karunia yang telah diberikan Allah.
Konsep "Hamba yang Tidak Berguna"
Frasa "hamba yang tidak berguna" (dalam bahasa Yunani, achreios douloi) menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menambah apa pun kepada kemuliaan Allah.Â
Segala perbuatan baik yang kita lakukan adalah tanggapan terhadap perintah-Nya, bukan sesuatu yang memberi keuntungan kepada Tuhan.Â
Yesus mengajarkan bahwa pekerjaan Tuhan harus dilakukan dengan motivasi yang murni. Kita tidak melayani Tuhan untuk memperoleh penghargaan duniawi, melainkan sebagai bentuk kasih dan rasa syukur.Â
Hubungan antara Kasih Karunia dan Kewajiban
Kasih karunia Allah tidak membuat kita pasif, tetapi memotivasi kita untuk bertindak.Â
Ketaatan kita adalah respons alami terhadap kasih dan pengorbanan Kristus. Namun, Yesus mengingatkan bahwa pelayanan kita bukanlah untuk membayar kasih karunia itu, melainkan untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya.
Lukas 17:10 juga relevan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tindakan kasih, kebaikan, dan pelayanan yang kita lakukan seharusnya dilakukan dengan sikap rendah hati.Â
Kita tidak boleh membanggakan diri atas apa yang telah kita capai, tetapi menyadari bahwa kita hanya melaksanakan tugas yang telah Tuhan tetapkan bagi kita.
Menerapkan Nilai-nilai dalam Gereja
Pemimpin gereja dan jemaat diajak untuk melayani tanpa pamrih, meneladani Yesus yang memberi diri-Nya sepenuhnya bagi umat manusia.Â
Lukas 17:10 mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita lakukan untuk Tuhan adalah bagian dari kewajiban kita sebagai hamba.Â
Umat Allah dipanggil untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati, tanpa mencari pujian atau imbalan, sebab semua yang kita lakukan hanyalah tanggapan terhadap anugerah yang tak ternilai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H