Banyak yang lebih memilih menjelajahi media sosial, menonton video, atau bermain game daripada berbicara atau sekadar berbagi senyum dengan orang di sebelahnya.Â
Fenomena ini menciptakan "dinding sosial" yang tidak kasat mata, tetapi dampaknya sangat terasa. Kebiasaan untuk menyapa, berbasa-basi, atau sekadar memulai percakapan ringan perlahan menghilang.Â
Orang-orang merasa lebih nyaman dalam "dunia kecil" mereka yang ada di dalam layar gadget, sehingga mengabaikan peluang untuk membangun hubungan yang lebih bermakna.Â
Akibatnya, interaksi spontan menjadi sesuatu yang langka, menggantikan koneksi langsung dengan hubungan digital yang seringkali dangkal.Â
Individualisme dalam Kehidupan Modern
Salah satu dampak terbesar dari kemajuan teknologi di era digital adalah meningkatnya individualisme dalam masyarakat.Â
Teknologi telah memberikan ruang yang luas bagi individu untuk mengekspresikan diri, mengembangkan identitas personal, dan mengejar minat pribadi. Fenomena ini adalah berkurangnya perhatian pada komunitas dan hubungan sosial.Â
Orang-orang semakin terfokus pada kebutuhan pribadi mereka, sering kali mengesampingkan nilai-nilai kolektif yang sebelumnya menjadi fondasi dalam kehidupan bermasyarakat.Â
Hal ini tercermin dalam preferensi terhadap privasi di ruang publik, di mana individu lebih memilih terisolasi dengan gadget daripada berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Individualisme yang menguat ini tidak hanya memengaruhi pola komunikasi, tetapi juga persepsi terhadap orang lain.Â