Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumber Air dalam Goa: Penopang Hidup Ribuan Warga Gunungkidul

31 Desember 2024   12:16 Diperbarui: 1 Januari 2025   09:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendungan di dalam Goa Bribin, mensuplai air lebih 6000 KK (geblenk.Blogspot.com)

Pengunjung dapat mengapung menggunakan ban karet di atas sungai bawah tanah yang mengalir melalui goa. Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan stalaktit dan stalagmit yang indah, serta suasana yang tenang dan magis di dalam goa. 

Aktivitas pariwisata seperti cave tubing di Goa Pindul memberikan peluang bagi penduduk untuk berpartisipasi sebagai pemandu wisata, penyedia peralatan, atau menjalankan usaha kecil di sekitar lokasi wisata.

Perkembangan pariwisata yang pesat juga menghadirkan tantangan, terutama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. 

Oleh karena itu, masyarakat setempat berupaya mengelola potensi wisata secara bijaksana melalui pendekatan community-based tourism. 

Sumber Air di Goa Bribin

Salah satu contoh inovasi modern yang memanfaatkan potensi goa adalah Bendungan Bribin. 

Terletak di Kelurahan Dadapayu, Kapenawon Semanu, Gunungkidul, bendungan ini dirancang untuk menampung aliran sungai bawah tanah. 

Dengan teknologi canggih dari Jerman, kawasan ini dikelola oleh BBWS Serayu Opak, bendungan ini menjadi satu-satunya bendungan bawah tanah di Indonesia, bahkan di dunia.

Air dari Bendungan Bribin diangkat dari kedalaman 104 meter menggunakan pompa yang digerakkan oleh aliran sungai itu sendiri. 

Sistem ini menghasilkan air baku dengan debit 80-100 liter per detik, yang dimanfaatkan oleh PDAM Gunungkidul untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 6.000 keluarga. 

Goa sebagai Pusat Kehidupan Gunungkidul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun