Dalam khotbahnya, Pdt. Yulia mengingatkan jemaat untuk hidup dalam terang dan meninggalkan dosa serta kejahatan.Â
Pesan ini menjadi seruan bagi setiap orang yang hadir untuk merenungkan makna Natal, yaitu keselamatan dan perubahan hidup menuju kebenaran.
Lebih lanjut, jemaat diajak untuk beribadah dengan sungguh-sungguh, menanggalkan dosa, dan hidup dalam kekudusan.Â
Melalui keselamatan yang diberikan Kristus, jemaat diharapkan mampu menjalani hidup yang memancarkan kasih dan kebenaran Tuhan.
Salah satu momen yang menarik perhatian adalah penampilan tiga anak, yakni Ebit, Mario, dan Putera.Â
Mereka membawakan tarian Jawa yang menggambarkan perjalanan tiga orang Majus. Penampilan ini memadukan budaya lokal dengan kisah Natal, memberikan warna tersendiri dalam perayaan.
Hadir pula Kepala Desa Jlarem yang memberikan sambutan hangat kepada jemaat dan undangan. Beliau menyampaikan apresiasi atas kontribusi gereja dalam membangun keharmonisan di masyarakat.Â
Sambutan juga disampaikan oleh Kepala Dukuh Ngablak, yang menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan.
Pdt. Roesbiyanto, salah satu pemimpin gereja, juga turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan Natal ini.Â
Beliau berharap bahwa melalui perayaan ini, jemaat semakin dekat dengan Tuhan dan dapat hidup dalam terang-Nya.
Selain itu, acara ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan antargereja dan masyarakat sekitar.Â