gereja sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan misi pelayanan Kristus. Dalam acara Natal Youth Gereja Efata Salatiga yang berlangsung meriah, terlihat jelas bagaimana semangat dan kreativitas pemuda berkontribusi besar dalam membangun kebersamaan jemaat.Â
Pemuda memiliki peran penting dalam pertumbuhanDimulai dengan penyembahan yang dipimpin oleh Ruth Amadea Santosa, lagu-lagu pujian seperti Dari Pulau dan Benua serta Gita Sorga Bergema membawa jemaat mendekat kepada suasana surgawi.
Salah satu momen yang paling menyentuh adalah saat Aril membawakan puisi Natal yang mengungkapkan makna mendalam akan kedatangan Kristus sebagai Imanuel.Â
Kristus Datang Membawa Kemerdekaan
Dengan khotbah yang disampaikan oleh Pdf. Bagus Tri Yuli Prasetyo, pemuda diajak untuk merenungkan tema "Jesus Come and I Am Free." Berdasarkan Lukas 1:70, ia menekankan bahwa kedatangan Yesus adalah penggenapan janji Allah, sebuah pesan kasih dan pembebasan dari dosa.
Yesus sebagai Imanuel, Allah yang peduli, menjadi fokus utama dalam khotbah tersebut. Kepedulian Kristus lebih besar dari perhatian manusia yang seringkali terikat pada preferensi atau bias tertentu.Â
Yesus datang untuk memperhatikan mereka yang sering diabaikan---orang-orang yang papa, terhilang, atau berada dalam tekanan hidup.Â
Pesan ini sangat relevan bagi pemuda gereja, mengingat mereka sering menghadapi berbagai tantangan yang mungkin tidak selalu dipahami oleh generasi sebelumnya.
Sebagaimana kesaksian dari Ev. Adrianus, seorang pekerja gereja yang saat ini giat melayani Tuhan. Dahulu, ia adalah seorang yang hidup dalam kejahatan dan tidak berjalan sesuai dengan jalan Tuhan.Â
Namun, melalui lawatan Allah, ia mengalami pertobatan yang luar biasa. Kini, Ev. Adrianus bersama keluarganya, dengan semangat mewartakan Injil, membawa kabar baik kepada banyak orang sebagai wujud syukur atas kasih karunia Allah yang mengubahkan hidupnya.
Yesus Datang Membawa Kabar Sukacita bukan Ketakutan
Kehadiran Kristus juga membawa pesan penguatan, terutama bagi kaum muda. Natal mengingatkan mereka untuk tidak takut, karena Allah tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya, termasuk janji penebusan dosa.Â
Pesan ini mengajarkan bahwa hidup yang berakar pada kasih dan kebenaran Allah adalah fondasi kokoh untuk menghadapi masa depan.
Ev. Edi Simamora, selaku koordinator pelayanan Youth, menyampaikan harapan agar Natal ini memperkokoh iman kaum muda. Ia percaya bahwa pemuda yang memiliki iman teguh akan mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan integritas dan keberanian.Â
Hal ini mencerminkan kebutuhan akan regenerasi yang kuat dalam gereja, di mana pemuda tidak hanya menjadi pengikut tetapi juga pemimpin rohani yang memberi dampak.
Selain elemen spiritual, kebersamaan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari ibadah Natal. Acara tukar kado yang berlangsung meriah menciptakan suasana hangat di antara jemaat muda.Â
Kebersamaan ini menjadi cerminan bagaimana pemuda dapat saling mendukung dan membangun relasi yang sehat dalam komunitas gereja.
Pemuda Gereja, Generasi yang Kreatif
Kreativitas dan semangat pemuda juga terlihat dalam bagaimana mereka mempersiapkan acara. Dari susunan liturgi hingga pelaksanaan teknis, kontribusi pemuda menjadi bukti nyata bahwa mereka adalah tulang punggung pertumbuhan gereja.Â
Dalam dunia yang terus berubah, gereja membutuhkan pemuda yang mampu berpikir inovatif sekaligus memegang teguh nilai-nilai Kristiani.
Generasi muda seringkali terpapar oleh nilai-nilai dunia yang dapat menjauhkan mereka dari iman. Di sinilah gereja memiliki peran penting untuk membimbing, mendukung, dan memberikan ruang bagi pemuda untuk berkembang dalam iman mereka.Â
Melalui program-program seperti Natal Youth, gereja menunjukkan komitmen untuk memberdayakan pemuda sebagai agen perubahan.
Natal juga mengingatkan pemuda bahwa hidup mereka adalah panggilan untuk melayani. Dengan memahami kepedulian Kristus yang tanpa batas, pemuda diajak untuk meneladani kasih-Nya, baik dalam keluarga, gereja, maupun masyarakat.Â
Mereka dapat menjadi terang yang membawa pengharapan bagi sesama, terutama di tengah dunia yang penuh dengan kegelapan.
Dengan semangat Natal, pemuda gereja diundang untuk menjadi generasi yang tidak hanya menerima kasih Allah, tetapi juga membagikannya.Â
Iman yang kokoh, komitmen pelayanan, dan semangat kebersamaan adalah kunci untuk menghadirkan transformasi dalam gereja dan masyarakat.
Gereja Efata Salatiga telah memberi contoh bahwa pemuda, dengan segala potensi dan kreativitasnya, adalah harapan besar bagi pertumbuhan gereja yang berkelanjutan. Generasi ini, dengan bimbingan Allah, akan menjadi penopang yang kuat untuk masa depan gereja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H