Di sisi lain, pasar ini juga menjadi tempat yang menyatukan berbagai elemen masyarakat, mempertemukan pedagang dengan pembeli dari berbagai latar belakang.
Selain itu, Pasar Pagi Salatiga juga menjadi simbol dari kehidupan ekonomi yang inklusif, di mana pedagang kecil dapat bersaing secara adil dengan usaha-usaha besar.Â
Dengan adanya Pasar Pagi, masyarakat dapat merasakan dampak langsung dari kebijakan ekonomi lokal yang mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat.Â
Keberadaan pasar ini membuktikan bahwa ekonomi tidak hanya bergantung pada perusahaan besar atau industri, tetapi juga pada peran serta individu-individu kecil yang bekerja keras setiap hari.
Tantangan Mewujudkan Tata Kota ModernÂ
Keberlanjutan Pasar Pagi Salatiga harus diiringi dengan upaya untuk menjadikan Jalan Jenderal Sudirman sebagai pusat kota yang bersih dan ramah bagi pejalan kaki.Â
Salah satu persoalan utama yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana mengelola aktivitas pasar agar tidak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki dan pengguna jalan.Â
Hal ini memerlukan pengaturan ulang tata kelola ruang, seperti menyediakan jalur khusus untuk pedagang kaki lima dan menata ulang zona pejalan kaki agar lebih tertib.
Pentingnya Fasilitas Perkotaan yang layak
Langkah lain yang dapat diambil adalah meningkatkan fasilitas publik di sekitar pasar, seperti tempat sampah yang memadai, toilet umum, dan area parkir yang terorganisir.Â
Pemerintah juga perlu memperhatikan desain kawasan agar tetap menarik bagi pejalan kaki, dengan menambahkan elemen-elemen seperti taman kecil atau tempat duduk di sepanjang trotoar.Â