Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti dampak serius terhadap hak pendidikan anak-anak, yang seharusnya dijamin oleh negara, tanpa memandang status hukum mereka.
Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak dasar setiap anak, yang seharusnya tetap dijaga meskipun ada dugaan keterlibatan dalam tawuran. Pembatasan akses pendidikan sebagai akibat dari dugaan keterlibatan dalam tawuran justru memperburuk situasi, membuat pelajar terpinggirkan dari kesempatan belajar.Â
Tindakan ini dapat memperburuk stigma negatif yang melekat pada mereka dan menghambat perkembangan pribadi mereka, meskipun belum ada keputusan hukum yang jelas.
Penting untuk diingat bahwa meskipun ada pelajar yang bersalah, mereka seharusnya tetap mendapatkan pendidikan, terutama dalam konteks rehabilitasi dan pembinaan karakter. Kebijakan melarang siswa bersekolah hingga kasus selesai justru berisiko menciptakan stigma yang dapat menghalangi masa depan mereka.Â
Sebagai gantinya, pendekatan yang lebih konstruktif, seperti pendidikan yang berbasis pada rehabilitasi dan pengembangan karakter, lebih tepat untuk memastikan anak-anak ini tetap memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan melanjutkan pendidikan mereka.
Kekerasan bukan Jalan Keluar
Kasus ini menunjukkan pentingnya evaluasi terhadap sistem pengawasan dan pelatihan aparat penegak hukum, terutama terkait dengan penggunaan senjata api.Â
Aparat yang diberi tanggung jawab untuk membawa senjata api harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai prosedur dan kondisi yang membenarkan penggunaan kekuatan mematikan.Â
Insiden ini mengungkap adanya celah dalam pelatihan aparat, yang berpotensi menimbulkan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip proporsionalitas dan kehati-hatian dalam penggunaan senjata api.
Selain itu, masyarakat perlu memahami bahwa penggunaan kekerasan, baik oleh aparat maupun oleh pelajar dalam bentuk tawuran, tidak pernah menjadi solusi yang tepat.Â
Kekerasan hanya akan memperburuk masalah dan memperpanjang konflik, alih-alih menyelesaikan persoalan yang ada. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan kesadaran bahwa penyelesaian masalah melalui cara damai dan dialog lebih efektif dalam membangun hubungan yang sehat antar individu dan kelompok.