Berdasarkan data, UMKM menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia dibandingkan sektor formal lainnya.Â
Sebagaimana diketahui bahwa pengguran merupakan masalah di era millenial ini, di Jawa Tengah,angka pengguran mencapai  1,08 juta orang.
UMKM tidak hanya menyediakan pekerjaan bagi pemilik usaha tetapi juga bagi pekerja lain yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut.Â
Sebagai contoh jumlah UKM di Salatiga mencapai 23.622 pada tahun 2023 (berdasarkan data Koperasi dan UMKM Kota Salatiga).
Keterbatasan Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah
Salah satu kendala utama dalam menciptakan lebih banyak wirausahawan adalah minimnya pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah.Â
Kurikulum yang ada di sebagian besar lembaga pendidikan lebih fokus pada persiapan untuk menjadi pekerja daripada pengusaha.Â
Meskipun beberapa sekolah menengah dan perguruan tinggi telah mulai memasukkan materi kewirausahaan dalam kurikulum mereka, masih banyak lembaga yang belum memberikan cukup perhatian pada hal ini.Â
Sebagian besar siswa masih lebih banyak diajarkan untuk bekerja sebagai karyawan daripada bagaimana cara memulai dan mengelola usaha sendiri.
Selain itu, banyak pelatihan kewirausahaan yang diberikan di tingkat pendidikan formal kurang praktis dan tidak menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan nyata di dunia usaha.Â
Kewirausahaan membutuhkan keterampilan praktis, kreativitas, serta kemampuan untuk mengambil risiko dan mengelola kegagalan.Â