Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keceriaan Mahasiswa Perantau dalam Menyambut Natal

29 November 2024   09:10 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para mahasiswa STTJKI sedang mempersiapkan dekorasi Natal (Dokumentasi Pribadi)

Desember sebentar lagi menjelang. Keceriaan semakin terasa di Salatiga, terutama bagi anak-anak muda perantauan yang tinggal di kota ini. Mereka yang jauh dari rumah, bersemangat merayakan Natal di tanah rantau. 

Salatiga, dengan julukan kota hati beriman, menawarkan suasana yang penuh kedamaian dan kehangatan, membuat mahasiswa yang jauh dari keluarga merasa lebih dekat dengan kasih Natal.

Pada masa kuliah mereka di Salatiga, para mahasiswa ini akan menikmati suasana Natal tahun ini dengan penuh antusiasme. 

Pohon natal hasil Kreasi Mahasiswa STTJKI
Pohon natal hasil Kreasi Mahasiswa STTJKI
Salah satu acara besar yang mereka tunggu-tunggu adalah perayaan Natal yang akan dilangsungkan di sekolah teologi tempat mereka belajar. 

Setelah selesai menghadapi ujian akhir semester, mereka langsung memulai persiapan untuk merayakan Natal dengan segala keindahannya.

Beberapa mahasiswa dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan NTT tampak sibuk dalam mempersiapkan dekorasi pohon Natal. 

Mereka bekerja bersama-sama, berbagi ide dan tenaga, untuk menciptakan suasana Natal yang hangat dan penuh sukacita. 

Semua ini dikoordinir oleh Dirta Joko, seorang mahasiswa tingkat akhir di STTJKI, yang dengan semangat memimpin kelompok ini untuk mewujudkan impian mereka bersama.

Angel, seorang mahasiswa tingkat tiga asal Sulawesi Tengah, terlihat sangat senang saat mempersiapkan acara Natal tahun ini. "Saya juga terlibat dalam acara Natal, sebagai pemain tambourine," ungkapnya dengan penuh semangat. 

Ia merasa bangga bisa berpartisipasi dalam acara yang sangat berarti bagi banyak orang ini, meski jauh dari keluarga tercinta.

Para mahasiswa bekerjasama membuat dekorasi Natal (Dokumentasi Pribadi)
Para mahasiswa bekerjasama membuat dekorasi Natal (Dokumentasi Pribadi)
Seluruh rangkaian acara Natal di STTJKI dikelola oleh para mahasiswa itu sendiri. Mereka mengisi berbagai peran, mulai dari pemain musik, worship leader, hingga paduan suara. 

Setiap elemen acara ini memiliki makna yang mendalam, karena mereka tahu bahwa perayaan Natal di tanah rantau ini adalah kesempatan berharga untuk saling berbagi kasih dan kebahagiaan.

Natal tahun ini memberikan warna tersendiri bagi mereka. Meskipun jauh dari rumah, mereka merasa semakin dekat dengan keluarga baru yang mereka temui di Salatiga. 

Teman-teman seiring sejalan, yang berasal dari berbagai suku dan budaya, kini bersatu dalam sukacita Natal. Salatiga, yang dikenal dengan kehidupan rohaninya yang kuat, menjadi tempat yang tepat bagi mereka untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat dengan penuh kehangatan dan kedamaian.

Bagi Non Monga, seorang mahasiswi asal Banggai Kepulauan, Sulawesi, yang kini duduk di bangku tingkat pertama, perayaan Natal tahun ini memberikan harapan baru. "Kiranya kegembiraan Natal tahun ini membawa kecerahan bagi masa depan kami," ungkapnya dengan penuh harapan. 

Bagi Non Monga, Natal adalah momen yang mengingatkan akan arti persaudaraan dan kasih sayang yang tak terhingga, meski mereka berada jauh dari orang tua dan keluarga di rumah.

Di tengah suasana penuh kegembiraan, mereka tidak hanya merayakan Natal sebagai sebuah tradisi, tetapi juga sebagai momen untuk merenungkan makna kelahiran Kristus dalam hidup mereka. 

Bagi mahasiswa perantauan ini, Natal adalah waktu untuk mempererat persahabatan, berterima kasih atas segala berkat yang telah diberikan, dan saling mendukung dalam perjuangan di tanah rantau.

Tak hanya di dalam kampus, suasana Natal juga mulai terasa di lingkungan sekitar. Beberapa gereja dan rumah ibadah di Salatiga sudah menghias diri dengan lampu warna-warni dan berbagai ornamen Natal. 

Warga Salatiga, yang dikenal memiliki keragaman etnis dan budaya, bersatu dalam menyambut perayaan yang penuh damai ini.

Di tengah-tengah persiapan yang begitu padat, para mahasiswa ini tetap menjaga semangat belajar mereka. 

Mereka tahu bahwa Natal bukan hanya tentang perayaan semata, tetapi juga tentang pembaharuan diri dan pertumbuhan dalam iman. 

Mereka berdoa agar Natal kali ini membawa keberkahan yang lebih besar, bukan hanya bagi diri mereka, tetapi juga bagi orang-orang yang mereka kasihi.

Perayaan Natal di Salatiga menjadi lebih dari sekadar acara keagamaan; ia menjadi lambang kebersamaan dan cinta kasih yang melampaui batasan fisik. 

Para mahasiswa yang jauh dari keluarga ini merasa diberkati dengan keluarga baru yang mereka temui di Salatiga. Mereka tahu bahwa meskipun terpisah jarak, mereka tetap satu dalam semangat Natal yang menghangatkan hati.

Dengan penuh sukacita, mereka menantikan hari-hari penuh kebahagiaan yang akan datang. 

Semoga perayaan Natal kali ini menjadi awal dari tahun yang penuh harapan, keberkahan, dan kasih sayang yang tak terhingga. Selamat merayakan Natal, dan semoga damai Kristus menyertai setiap langkah mereka di tanah rantau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun