Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Orang Samaria yang Baik Hati: Kasih dalam Perbuatan Nyata

26 November 2024   08:03 Diperbarui: 26 November 2024   10:09 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa pagi dan Renungan  Firman Tuhan yang dibawakan Naomi (Dokumentasi: Antok)

Dalam kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tantangan, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita melupakan pentingnya kasih kepada sesama.

Ajaran Yesus dalam Lukas 10:25-37 mengingatkan kita akan makna sejati dari kasih yang tidak hanya terbatas pada kata-kata, tetapi diwujudkan melalui tindakan nyata. 

Melalui perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati, Yesus mengajarkan bahwa kasih kepada sesama manusia harus melampaui batasan sosial, ras, dan agama. 

Kasih yang sejati menggerakkan hati untuk peduli, merasakan penderitaan orang lain, dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meringankan beban mereka.

Mengasihi Tuhan dan Sesama

Seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 

Jawaban Yesus adalah mengingat hukum Taurat yang mengajarkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi, serta mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. 

Kasih ini bukan sekadar perasaan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan konkret. 

Namun, untuk membenarkan diri, ahli Taurat itu bertanya lebih lanjut, "Siapakah sesamaku manusia?" Pertanyaan ini membuka kesempatan bagi Yesus untuk mengajarkan prinsip kasih yang lebih dalam.

Belas Kasihan Sejati: Tindakan Seorang Samaria

Perumpamaan tentang seorang yang jatuh ke tangan penyamun ini menjadi pusat ajaran Yesus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun