Guru.Â
Ketika saya masih SMP, sebuah pengalaman sederhana dalam kegiatan Persami Pramuka meninggalkan kesan mendalam. Saat itu, salah satu teman saya membacakan puisi berjudul Jika Aku JadiPuisi ini memuat harapan dan mimpi untuk menjadi seseorang yang mencerdaskan generasi penerus bangsa. Mimpi itu mencerminkan cita-cita luhur yang masih relevan hingga kini.
Guru dan Keterbatasan Fasilitas
Profesi guru memiliki daya tarik tersendiri karena dianggap sebagai panggilan jiwa. Namun, realitas di lapangan sering kali menunjukkan tantangan yang tidak sebanding dengan cita-cita mulianya.Â
Guru di berbagai daerah, terutama di pelosok, masih menghadapi keterbatasan ekonomi, fasilitas, bahkan akses pelatihan.Â
Di balik label "pahlawan tanpa tanda jasa," mereka sering kali harus berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Tidak sedikit guru yang harus mencari sumber penghasilan tambahan, seperti membuka les privat, berjualan makanan, atau bertani. Hal ini menunjukkan bahwa profesi guru bukan hanya soal dedikasi, tetapi juga perjuangan untuk bertahan hidup.Â
Meski demikian, semangat mereka untuk mendidik tidak pernah pudar, bahkan ketika keadaan tidak mendukung.
Harapan bagi Guru Honorer
Kabar baiknya, pemerintah kini memberikan lebih banyak kesempatan bagi guru honorer untuk diangkat menjadi ASN atau P3K.Â
Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mempertahankan minat generasi muda terhadap profesi guru. Dengan ini, profesi guru kembali menjadi impian yang nyata dan dapat diraih.
Menjadi guru bukan hanya soal profesi atau status. Lebih dari itu, ia adalah panggilan untuk membangun bangsa.Â
Guru memainkan peran sentral dalam membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan berkarakter. Tanpa pengabdian mereka, masa depan negeri ini bisa kehilangan arah.
Perjalanan menjadi guru sering kali dimulai dari pengabdian yang panjang. Banyak guru yang rela bekerja dengan honor kecil, mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000 per bulan, sebelum akhirnya masuk dalam sistem Dapodik dan mendapatkan kesempatan untuk mendaftar sebagai P3K.Â
Sertifikasi Guru
Program sertifikasi yang digulirkan pemerintah menjadi angin segar bagi para guru. Dengan sertifikasi, mereka didorong untuk terus meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran.Â
Sertifikasi juga memberikan apresiasi yang layak bagi guru yang telah mengabdikan dirinya dalam pendidikan.
Selain itu, perkembangan teknologi dan perubahan kurikulum menuntut guru untuk terus meng-upgrade diri.Â
Mereka harus menguasai berbagai platform digital dan metode pembelajaran kreatif agar tetap relevan dengan kebutuhan siswa masa kini. Hal ini mencerminkan dinamika profesi guru yang selalu bergerak maju.
Di daerah pelosok, tantangan bagi guru menjadi lebih besar. Minimnya fasilitas dan dukungan sering kali menjadi hambatan utama.Â
Para guru di pelosok tetap berjuang keras agar anak-anak di wilayah terpencil mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak-anak di kota. Ini adalah bukti nyata dari dedikasi mereka yang luar biasa.
Guru Sebagai Penggerak Perubahan
Hari Guru yang diperingati setiap tahun menjadi momen penting untuk menghormati dan mengenang jasa para guru.Â
Ini adalah waktu bagi kita semua untuk merefleksikan peran besar mereka dalam membangun bangsa. Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga penggerak perubahan di masyarakat.
Keberhasilan pendidikan suatu bangsa tidak terlepas dari peran guru. Mereka adalah kunci utama dalam menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan zaman. Di tangan para guru, masa depan negeri ini ditempa dengan penuh cinta dan pengorbanan.
Sebagai warga masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung profesi guru.Â
Dukungan ini tidak hanya berupa apresiasi, tetapi juga upaya nyata untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi mereka.Â
Melalui kerja keras dan pengorbanan para guru, kita bisa berharap bahwa masa depan bangsa akan lebih cerah. Guru adalah pilar utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mereka layak mendapatkan tempat terhormat di hati kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H