Filosofi ini mengajarkan bahwa menjaga keharmonisan adalah bentuk pengabdian kepada Yang Mahakuasa, sejalan dengan prinsip Kristen bahwa segala perbuatan baik harus memuliakan Allah. Â
Selain itu, filosofi Jawa sangkan paraning dumadi menekankan asal-usul dan tujuan hidup manusia, yaitu kembali kepada Sang Pencipta dalam keadaan yang sempurna.Â
Pandangan ini dapat selaras dengan ajaran Kristus yang memanggil umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan dan mencapai kehidupan kekal bersama Allah. Â
Dalam tradisi Kristen, harapan eskatologis atau akhir zaman tidak hanya berfokus pada keselamatan manusia, tetapi juga pada pembaruan bumi yang baru dan langit yang baru.Â
Ini menegaskan bahwa karya Kristus mencakup seluruh ciptaan, sebagaimana tertulis, "Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan" (Roma 8:19). Â
Mengintegrasikan ajaran Kristus dengan nilai-nilai lokal seperti memayu hayuning bawono langgeng juga dapat menjadi bentuk kontekstualisasi iman yang relevan bagi masyarakat tertentu.
Ini menunjukkan bahwa Kristus adalah Tuhan atas seluruh budaya, yang mampu merangkul dan mentransformasi tradisi setempat. Â
Dengan demikian, memahami Kristus melalui kerangka memayu hayuning bawono langgeng bisa menjadi langkah untuk merefleksikan panggilan hidup yang lebih holistik.
Melalui kasih dan pengorbanan-Nya, Kristus menjadi teladan utama dalam merawat harmoni dunia, sekaligus memberikan arah menuju kehidupan kekal bersama Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H