Hal ini akan menciptakan pendekatan yang lebih berimbang, di mana ujian nasional tidak lagi menjadi satu-satunya alat ukur keberhasilan pendidikan.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa perubahan kebijakan pendidikan, termasuk terkait ujian nasional, tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
Keputusan tersebut harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pendidik, orang tua, hingga siswa, untuk menciptakan sistem yang lebih inklusif dan berorientasi pada kualitas pendidikan secara menyeluruh.Â
Kebijakan ujian nasional harus mempertimbangkan kondisi lokal dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing daerah, serta memastikan bahwa siswa tidak hanya dinilai berdasarkan hasil ujian, tetapi juga dilihat dari perkembangan karakter dan keterampilan mereka.
Menghadapi Tantangan Global Bukan dengan UN
Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari hasil ujian, tetapi juga dari bagaimana siswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.Â
Oleh karena itu, ujian nasional, jika tetap diberlakukan, harus mampu mencerminkan perkembangan dan kebutuhan zaman, tidak hanya sebagai alat ukur akademik, tetapi juga sebagai refleksi dari pendidikan yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.Â
Walaupun ujian nasional dianggap memiliki peran penting dalam standar pendidikan dan pemetaan kualitas, namun terlalu bergantung pada ujian ini dapat mengabaikan aspek penting lainnya dalam pendidikan.Â
Pendidikan tidak hanya mengutamakan hasil ujian tetapi juga perkembangan keterampilan, karakter, dan kesiapan siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H