Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Melewati Lembah Kelam: Menemukan Harapan dalam Tuhan

13 November 2024   09:15 Diperbarui: 13 November 2024   09:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gembala dan domba-domba/ https://ourdailybread.org

Mazmur 23:4 adalah ayat yang penuh penghiburan, khususnya bagi mereka yang sedang menghadapi masa-masa sulit dalam hidup. 

Ayat ini berbunyi, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." 

Kalimat ini mengungkapkan keyakinan yang teguh dari pemazmur bahwa meskipun ia berada dalam keadaan yang gelap dan penuh ancaman, ia tetap tidak takut karena Tuhan senantiasa menyertainya.

Ini juga mengingatkan kita untuk tidak berputus asa, karena Tuhan selalu bersama kita dalam setiap situasi, memberi kekuatan dan penghiburan.

Lembah Kekelaman 

Lembah kekelaman yang disebutkan dalam ayat ini seringkali dimaknai sebagai gambaran dari masa-masa penuh kesulitan, penderitaan, atau bahkan ketakutan. 

Dalam kehidupan, ada saat-saat di mana kita merasa berada di tengah kegelapan, tanpa arah yang jelas dan penuh dengan tantangan. Namun, meskipun berada dalam keadaan yang sangat sulit, pemazmur memilih untuk tidak takut. 

Pemazmur tidak berusaha mengabaikan kenyataan bahwa ia sedang berjalan dalam lembah yang gelap dan penuh dengan bahaya. Justru, ia dengan jujur mengakui bahwa ada ancaman yang nyata di sekitarnya.

Daud tidak membiarkan ketakutan menguasainya. 

Kepercayaannya kepada Tuhan yang selalu menyertainya dalam setiap langkah hidup adalah sumber dari keberaniannya. 

Keberadaan Tuhan memberi keyakinan dan penghiburan yang mengatasi segala ketakutan. Maka, kita pun diajak untuk percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita, meskipun dalam lembah kekelaman sekalipun.

Gambar tongkat dan gada yang disebutkan dalam ayat ini juga sangat penting. Tongkat, yang digunakan oleh seorang gembala untuk membimbing domba-dombanya, melambangkan petunjuk dan bimbingan Tuhan. 

Sementara gada, yang digunakan untuk melindungi domba dari ancaman, melambangkan perlindungan Tuhan yang kokoh dan kuat. 

Dengan kata lain, Tuhan tidak hanya membimbing umat-Nya melewati kesulitan hidup, tetapi juga menjaga dan melindungi mereka dari segala bahaya yang mengancam.

Tuhan Senantiasa Menyertainya

Firman ini juga mengingatkan kita untuk tidak berputus asa, karena Tuhan selalu bersama kita dalam setiap situasi, memberi kekuatan dan penghiburan.

Lembah kekelaman yang disebutkan dalam ayat ini seringkali dimaknai sebagai gambaran dari masa-masa penuh kesulitan, penderitaan, atau bahkan ketakutan. 

Dalam kehidupan, ada saat-saat di mana kita merasa berada di tengah kegelapan, tanpa arah yang jelas dan penuh dengan tantangan. Namun, meskipun berada dalam keadaan yang sangat sulit, pemazmur memilih untuk tidak takut. 

Ini menunjukkan bahwa ketakutan bisa dikalahkan dengan kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan yang selalu ada bersama kita. 

Kita dipanggil untuk tetap bertahan dan tidak berputus asa meski keadaan terasa sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun