Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Inspirasi Iman: Dalam Kelemahan kita, Kuasa-Nya Semakin Nyata

10 November 2024   12:12 Diperbarui: 15 November 2024   09:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan hidup sebagai seorang pejuang iman, seringkali kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang hadir untuk memurnikan keyakinan kita kepada Tuhan. 

Setiap ujian yang datang bukanlah sekadar cobaan, melainkan kesempatan bagi kita untuk semakin mengokohkan iman dan pengharapan kita.

Saat saya berkunjung ke sebuah gereja sederhana di Tulung, Klaten, perenungan saya semakin dalam melihat keteguhan iman yang terpancar dari jemaat yang ada di sana. 

Saya diingatkan betapa pentingnya memiliki iman yang kokoh untuk bertahan dalam setiap pergumulan hidup. 

Salah satu keluarga yang menjadi inspirasi saya adalah keluarga Pak Bejo (alm), yang walaupun hidup dalam keterbatasan fisik, khususnya dalam hal penglihatan, mereka tetap setia dalam iman mereka. 

Saya mengenal keluarga ini lebih dari dua dekade yang lalu. Kehidupan mereka sangat sederhana, bahkan bisa dibilang terbatas secara ekonomi dan fisik. 

Namun, satu hal yang selalu saya kagumi dari mereka adalah kekuatan iman yang tidak tergoyahkan. Mereka terus mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup mereka. 

Sekitar tahun 2002, dengan kerelaan hati, mereka menyerahkan bagian depan tanah mereka untuk dibangun sebuah rumah ibadah sederhana. 

Tindakan ini menunjukkan betapa besar komitmen mereka dalam melayani Tuhan dan memperjuangkan iman di tengah segala keterbatasan.

Tidak hanya dalam hal pengorbanan tanah, mereka juga pernah menghadapi tekanan karena mempertahankan iman mereka. 

Dengan penuh keyakinan, Pak Bejo selalu berkata, "Kula tetep nderek Gusti" (Saya tetap mengikuti Tuhan). Kata-kata ini menunjukkan keteguhan hatinya untuk terus setia kepada Tuhan, meskipun banyak cobaan yang datang menghadang.

Seiring waktu, gereja ini telah dilayani oleh beberapa hamba Tuhan, seperti Pdt. Noh Asabanu, Pdt. Joko Utopo, dan Pdt. Yusuf Agus Purwanto. Dalam lima tahun terakhir, pelayanan dilanjutkan oleh Pdt. Ferdinan Olin. 

Kehadiran para pelayan Tuhan ini menjadi saksi betapa iman keluarga Pak Bejo telah menjadi pilar bagi gereja di daerah tersebut, memberikan inspirasi bagi jemaat lainnya untuk terus bertekun dalam iman.

Berjuang Sampai Akhir
 

Sebagaimana Rasul Paulus mengingatkan Timotius, anak rohaninya, untuk terus berjuang dalam memelihara iman. 

Dalam suratnya, Paulus menulis, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." 

Pesan tersebut mengandung makna bahwa iman yang kuat adalah hasil dari perjuangan yang panjang dan penuh pengorbanan.

Implikasi Penting pada Masa Sekarang

Kisah keluarga Pak Bejo menyadarkan kita akan pentingnya memiliki iman yang kokoh di masa sekarang, terutama di tengah perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang sangat cepat.

Di masa sekarang, arus sekulerisasi semakin kuat dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai spiritual. 

Keteguhan seperti yang ditunjukkan oleh Pak Bejo mengingatkan kita bahwa di tengah gempuran pengaruh dunia, mempertahankan iman dan kesetiaan kepada Tuhan adalah tindakan yang perlu diperjuangkan dengan sepenuh hati.

Pengorbanan untuk Kebaikan Bersama

Tindakan keluarga Pak Bejo yang rela menyerahkan sebagian tanah mereka untuk gereja mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan demi kebaikan bersama. 

Di masa sekarang, di mana individualisme dan kepentingan pribadi sering kali menjadi prioritas, teladan ini mengingatkan kita untuk kembali pada semangat pelayanan dan kepedulian kepada komunitas dan sesama.

Kekuatan dalam Keterbatasan

Keterbatasan fisik dan ekonomi tidak menjadi halangan bagi keluarga Pak Bejo untuk terus melayani dan beriman kepada Tuhan. 

Di masa sekarang, banyak orang merasa minder atau terhambat oleh kondisi dan keterbatasan mereka. Teladan iman dari Pak Bejo dan keluarganya patut kita ikuti. 

Di tengah dunia yang penuh godaan dan pencobaan, kita seharusnya tidak mudah goyah. Sebaliknya, kita diajak untuk semakin teguh berdiri dalam firman Tuhan, memegang erat janji-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun