Deep learning dalam konteks pendidikan seringkali disalahpahami sebagai kurikulum baru yang akan diterapkan di sekolah-sekolah. Â
Terutama setelah pernyataan viral di media sosial yang menyebutkan bahwa pendekatan ini akan menggantikan Kurikulum Merdeka.Â
Namun, seperti yang dijelaskan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, "deep learning bukanlah kurikulum", melainkan sebuah pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kapasitas siswa dalam memahami konsep secara lebih mendalam dan aplikatif.
Memahami Deep Learning dalam Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, deep learning mengacu pada pendekatan belajar yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan memahami konsep secara mendalam, bukan hanya sekadar menghafal fakta.Â
Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang cenderung menekankan penguasaan materi secara dangkal untuk tujuan tes atau ujian.Â
Deep learning melibatkan proses berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, di mana siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi nyata.
Manfaat Deep Learning dalam Pendidikan
Penerapan deep learning sebagai pendekatan pembelajaran memiliki sejumlah manfaat yang relevan dengan tantangan pendidikan di era digital:
1. Pengembangan Keterampilan
Era digital menuntut keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Deep learning mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan ini melalui proyek dan tugas yang menuntut pemahaman mendalam dan aplikasi konsep dalam konteks dunia nyata.