Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab dan Dampak Dari Menyusutnya Perkawinan di Indonesia

6 November 2024   16:03 Diperbarui: 7 November 2024   11:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pernikahan/ pixabay.com

Penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam satu dekade terakhir menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat dan para pakar. 

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pernikahan menurun hampir 30 persen, dan selama 10 tahun terakhir jumlah pemuda yang belum menikah meningkat hampir 10 poin. 

Fenomena ini menandakan perubahan yang signifikan dalam pola hidup generasi muda yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik ekonomi, sosial, maupun budaya. 

Di tengah tren global yang lebih individualistis, generasi muda di Indonesia tampaknya juga mengadopsi sikap yang lebih pragmatis dan hati-hati terhadap pernikahan.

Faktor Ekonomi

Di zaman sekarang, banyak generasi muda yang menghadapi tantangan finansial yang tidak ringan, termasuk tuntutan untuk memiliki pekerjaan yang stabil dan biaya hidup yang terus meningkat. 

Bagi sebagian besar pasangan, memasuki jenjang pernikahan membutuhkan kesiapan ekonomi yang matang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Biaya untuk acara pernikahan, hunian, serta kebutuhan hidup lainnya kerap menjadi alasan utama yang membuat generasi muda menunda pernikahan hingga mereka merasa lebih mapan secara finansial.

Kesiapan Mental 

Generasi muda saat ini lebih kritis dalam mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan, termasuk kesiapan emosional untuk menjalani hubungan jangka panjang.

Banyak dari mereka yang menyadari pentingnya stabilitas emosional sebelum menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh tanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun