Pandangan ini berbeda dari generasi sebelumnya yang mungkin lebih mengutamakan keharusan untuk menikah pada usia tertentu.Â
Generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap pilihan hidup yang lebih fleksibel dan tidak ingin terburu-buru dalam memutuskan pernikahan.
Modernisasi Budaya
Modernisasi budaya dan keterbukaan informasi juga memainkan peran besar. Generasi muda memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai informasi dan pandangan hidup dari berbagai belahan dunia.Â
Hal ini mempengaruhi cara pandang mereka terhadap pernikahan, di mana pernikahan tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai stabilitas atau kebahagiaan hidup.Â
Banyak dari mereka yang ingin mengejar pendidikan dan karir terlebih dahulu, serta merasa tidak perlu terburu-buru untuk menikah demi memenuhi harapan sosial.
Perubahan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan usia kawin pertama melalui berbagai program.
Pemerintah berharap bahwa dengan menunda usia pernikahan, generasi muda akan lebih siap secara psikologis dan finansial sehingga kualitas keluarga yang dibangun akan lebih baik.Â
Langkah ini dinilai tepat dalam membentuk generasi yang lebih mandiri dan tangguh, meskipun dalam jangka pendek menyebabkan penurunan angka pernikahan.
Fenomena KDRT
Namun, kekhawatiran lain muncul dari fenomena meningkatnya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang turut mempengaruhi minat masyarakat, terutama kaum perempuan, untuk menikah.Â