Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Pelaku Kebenaran di Tengah Godaan Dunia

3 November 2024   08:51 Diperbarui: 4 November 2024   05:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt Nella Sachli Menyampaikan Khotbah dalam Ibadah GPIAI Efata Salatiga/Tim Mulmed Efata

Ibadah Minggu pagi di Gereja Pentakosta Indonesia Alkitabiah Efata Salatiga berlangsung dengan penuh hikmat. 

Ratusan jemaat memadati gereja, merasakan hadirat Tuhan melalui puji-pujian kontemporer yang dipimpin oleh Ibu Natalia, dengan musik pengiring dari Bapak Yahya Christanto, dan Tim. 

Lagu-lagu tersebut tidak hanya menghadirkan sukacita, tetapi juga membawa jemaat dalam perenungan mendalam, menciptakan suasana penyembahan yang menyentuh hati.

Cara Merespon Pemberitan Kebenaran

Pdt. Nella Sachli memimpin pemberitaan firman Tuhan dengan mengangkat tema dari Matius 14:1-12 dan Lukas 23:8-9. 

Ibu Natalia Memimpin Ibadah di GPIAI Efata/Tim Mulmed.
Ibu Natalia Memimpin Ibadah di GPIAI Efata/Tim Mulmed.
Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya respons setiap orang terhadap firman yang mereka terima. "Respons kita terhadap firman Tuhan sangat menentukan kualitas rohani kita," ujarnya. 

Hal ini mengingatkan jemaat bahwa mendengar firman Tuhan harus disertai dengan tindakan nyata dalam kehidupan.

Pentingnya Menerima Teguran

Pdt. Nella membandingkan sikap Herodes dan Pilatus dalam menghadapi Yesus. Herodes, yang menolak teguran Yohanes Pembaptis, akhirnya mengambil keputusan mengerikan untuk membunuhnya. 

Sikap Herodes yang tidak menyukai nasihat kebenaran dari Yohanes menutup pintu hatinya; saat didorong oleh putri tirinya, Salome, yang dipengaruhi Herodias, Herodes memilih jalan kekerasan. 

Ini menggambarkan bagaimana hawa nafsu dan kebencian yang tidak terkendali dapat merusak kebijaksanaan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun