Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Buto Cakil Keras Kepala, dan Penuh Kegelisahan

1 November 2024   15:29 Diperbarui: 1 November 2024   17:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini mengingatkan bahwa tindakan buruk, meski tampak menguntungkan sesaat, akan berbalik merugikan pelakunya.

Sebagai inovasi khas dalam pewayangan Jawa, Buto Cakil menjadi simbol dari kesalahan manusia yang terjerumus oleh sifat-sifat negatifnya sendiri. 

Banyak orang saat ini yang sering kali terjebak dalam lingkaran kesalahan yang sama akibat tidak mampu mengendalikan emosi. 

Sikap marah, dendam, dan keinginan yang berlebihan sering kali menjadi bumerang yang merusak kehidupan seseorang.

Melalui karakter Buto Cakil, budaya Jawa menyampaikan pesan moral yang relevan hingga kini. Sikap arogan, tidak mau diatur, atau bertindak tanpa berpikir panjang dapat merugikan diri sendiri.

Pesan ini penting di era digital, di mana orang sering kali terpengaruh oleh tekanan sosial atau keinginan untuk tampil menonjol. 

Seperti Buto Cakil yang mati oleh kerisnya sendiri, kita diingatkan agar berhati-hati dalam bertindak agar tidak menyesal di kemudian hari.

Melalui karakter ini, kita diingatkan pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan dalam bertindak. 

Dengan belajar dari tokoh Buto Cakil, kita diharapkan mampu menghindari kesalahan yang sama, menjaga sikap positif, serta tidak mudah terjebak dalam sifat-sifat negatif yang akan menghancurkan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun