Kedatangan Yesus di Gerasa menunjukkan misi-Nya yang melampaui batas-batas geografis dan budaya.
Ia tidak membatasi pelayanan-Nya hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga menjangkau semua orang tanpa memandang latar belakang mereka.Â
Di sini, perjalanan Yesus memberikan kesempatan untuk memperlihatkan kuasa-Nya atas kekuatan jahat yang menindas manusia.
Pria yang dirasuk Roh Jahat
Ketika Yesus turun dari perahu, Ia langsung bertemu dengan seorang pria yang kerasukan banyak setan. Kondisi pria ini sangat menyedihkan; ia tidak berpakaian, hidup di antara kuburan, dan terasing dari masyarakat.Â
Penderitaan batin dan fisik yang dialaminya akibat kerasukan setan menggambarkan betapa dahsyatnya pengaruh roh jahat yang menghancurkan hidupnya.
Pria tersebut hidup dalam isolasi, tinggal di antara kuburan, tempat yang jauh dari kehidupan normal.Â
Keterasingannya ini menggambarkan betapa setan telah merenggut kemanusiaannya, menjauhkannya dari keluarga dan komunitasnya.Â
Kondisi ini memperlihatkan sisi lain dari penderitaannya, yakni keterpisahan dari kehidupan sosial.
Kedatangan Yesus
Ketika pria tersebut melihat Yesus, ia berteriak dan bersujud di hadapan-Nya. Dengan suara keras, setan-setan dalam dirinya mengakui Yesus sebagai "Anak Allah Yang Mahatinggi."Â
Hal ini menunjukkan bahwa bahkan roh-roh jahat mengenali siapa Yesus dan mengakui kuasa serta otoritas-Nya yang melampaui kekuatan mereka.
Setan-setan dalam pria itu memohon kepada Yesus agar mereka tidak disiksa atau dikirim ke jurang maut.Â
Mereka menyadari bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menentukan nasib mereka, bahkan menghancurkan mereka sepenuhnya. Permohonan ini memperlihatkan kepasrahan mereka di hadapan Yesus, yang memiliki otoritas mutlak.
Pengusiran Setan
Yesus kemudian bertanya kepada roh jahat itu tentang namanya, dan mereka menjawab, "Legion," yang menandakan bahwa pria tersebut dirasuki oleh banyak setan.Â
Kuasa Yesus yang sanggup mengusir sekumpulan setan ini menunjukkan kekuatan penyelamatan-Nya yang luar biasa, bahkan terhadap roh-roh jahat yang bergabung dalam jumlah besar.
Setan-setan tersebut lalu meminta agar mereka diizinkan memasuki kawanan babi yang sedang merumput di lereng gunung.Â
Permintaan ini mungkin menunjukkan bahwa roh-roh jahat memerlukan tubuh fisik untuk berdiam, dan Yesus mengizinkan mereka masuk ke babi-babi tersebut.
Tindakan ini menggambarkan kebijaksanaan Yesus dalam menyingkirkan roh-roh itu dari pria tersebut tanpa harus langsung menghancurkan mereka.
Begitu setan-setan memasuki kawanan babi, babi-babi tersebut berlari dan terjun ke dalam danau, lalu mati lemas.Â
Peristiwa ini menunjukkan betapa destruktifnya keberadaan roh jahat dan memberi gambaran jelas tentang penderitaan yang dialami pria tersebut sebelumnya, yang kini telah berakhir berkat kuasa Yesus.
Penolakan atas Perubahan
Para penjaga babi, yang menyaksikan kejadian tersebut, berlari untuk melaporkannya kepada penduduk kota dan kampung di sekitarnya.Â
Laporan ini memicu rasa penasaran masyarakat, yang kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat apa yang telah terjadi di tepi danau bersama Yesus.
Sesampainya di tempat kejadian, orang-orang menemukan pria yang tadinya kerasukan setan sekarang sudah duduk di kaki Yesus, berpakaian, dan dalam keadaan waras.Â
Pemandangan ini mengejutkan mereka, karena pria tersebut telah kembali menjadi manusia yang utuh, dan mereka pun menjadi takut.Â
Kuasa Yesus yang mampu mengembalikan pria itu menjadi pribadi yang normal mengundang rasa hormat sekaligus ketakutan.
Namun, alih-alih bersyukur atau mendukung karya Yesus, penduduk Gerasa justru meminta-Nya untuk meninggalkan daerah mereka.Â
Mungkin ketakutan mereka dipicu oleh hal-hal yang tidak mereka pahami atau kerugian ekonomi akibat kehilangan babi-babi itu.Â
Respon mereka memperlihatkan bahwa tidak semua orang siap menerima perubahan besar yang dihadirkan oleh kehadiran Yesus.
Pria yang Dipulihkan Menjadi Saksi
Ketika Yesus bersiap untuk pergi, pria yang telah dibebaskan dari roh-roh jahat itu meminta agar ia diizinkan mengikuti Yesus.Â
Yesus menugaskan pria itu untuk kembali ke rumahnya dan bersaksi tentang segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atas dirinya.Â
Ini mengajarkan bahwa kesaksian pribadi adalah bagian penting dari misi Allah, menjangkau orang-orang di sekitar kita dengan berbagi pengalaman iman kita.
Pria tersebut kemudian pergi mengelilingi kota, menceritakan kepada semua orang tentang apa yang telah dilakukan Yesus atas dirinya.Â
Kesaksiannya menjadi perpanjangan dari pelayanan Yesus, memberitakan kabar baik kepada komunitasnya dan menunjukkan kuasa penyelamatan Allah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H