Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Jawa: Proses Memahami Tujuan Hidup Manusia

30 Oktober 2024   21:37 Diperbarui: 1 November 2024   21:57 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah landasan penting dalam kehidupan manusia. Dalam konteks ini, ungkapan "Nanging yen sira ngguguru kaki" mengajak kita untuk memahami makna mendalam dari proses belajar. 

Belajar bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan sikap yang baik. 

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu perlu berusaha untuk mendalami nilai-nilai moral dan etika yang akan membimbing mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

Dalam pernyataan "Amiliha manungsa kang nyata," terdapat ajakan untuk mengenali dan menghargai keberadaan orang lain. 

Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan, dan memahami satu sama lain adalah kunci untuk membangun masyarakat yang harmonis. 

Di tengah tantangan zaman modern, penting bagi kita untuk menghargai perbedaan dan berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar.

"Becik martabate" mengisyaratkan bahwa kita harus menjunjung tinggi martabat manusia. Hal ini sejalan dengan prinsip penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Setiap individu memiliki potensi yang unik dan layak mendapatkan kesempatan untuk berkembang. 

Oleh karena itu, pendidikan yang inklusif dan merata sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap pembelajaran yang berkualitas.

Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah "kang wruh ing kukum." Memahami hukum dan norma yang berlaku di masyarakat merupakan bagian integral dari pembelajaran. 

Hukum bukan hanya sekadar aturan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat. 

Dengan memahami hukum, individu dapat bertindak lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam setiap langkah yang diambil.

Pengabdian kepada masyarakat juga menjadi poin penting dalam konteks ini. "Kang ngibadah lan kang ngirangi" mengingatkan kita bahwa tujuan dari pendidikan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memberikan kontribusi bagi orang lain. 

Melalui tindakan pengabdian, kita dapat merasakan makna dari hidup dan memperkuat rasa solidaritas di antara sesama.

"Syukur oleh wong tapa" menekankan pentingnya sikap bersyukur dalam setiap perjalanan hidup. Dalam proses belajar, pasti ada tantangan dan rintangan. 

Namun, sikap syukur akan membantu kita untuk tetap positif dan melihat setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga. Menghargai apa yang kita miliki akan mengarah pada perkembangan pribadi yang lebih baik.

Keberanian untuk beradaptasi dan berpikir terbuka juga sangat dibutuhkan, sebagaimana tertuang dalam "Ingkang wus amungkul, tan mikir pawewehingliyan." 

Dalam era globalisasi, kemampuan untuk berpikir kritis dan terbuka terhadap perubahan sangat penting. Pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain.

Ketika seseorang telah memahami semua nilai dan prinsip ini, maka "iku pantes sira guronana kaki." Seseorang yang telah belajar dengan baik dan menghargai kehidupan akan menjadi teladan bagi orang lain. 

Proses pembelajaran bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk membagikan pengetahuan dan kebijaksanaan kepada generasi selanjutnya.

"Sartane kawruhana" mengingatkan kita untuk selalu mengingat dan mengedepankan nilai-nilai yang telah dipelajari. 

Dalam setiap langkah hidup, penting untuk menjaga esensi dari apa yang telah diajarkan dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Maka pendidikan akan menjadi jembatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun