Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghadapi Badai Kehidupan di Era Digital

30 Oktober 2024   07:56 Diperbarui: 1 November 2024   22:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kemajuan tekonologi AI/  https://pixabay.com

Membangun kepercayaan yang teguh berarti yakin bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, baik online maupun offline.

Bahaya Medsos

Media sosial dan internet bisa menjadi sumber ketidakstabilan jika tidak diatur dengan bijak. Seperti Yesus yang menghardik badai, kita diajak untuk mengendalikan penggunaan teknologi. 

Mengurangi konsumsi media yang meresahkan dan lebih fokus pada hal-hal yang membangun iman dapat membantu kita meredakan badai digital di hati kita.

Alih-alih menganggap teknologi sebagai penghalang, kita bisa melihatnya sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan. 

Misalnya, mengikuti kebaktian online, membaca Alkitab secara digital, atau mendengarkan podcast rohani bisa menjadi cara untuk menguatkan iman di era digital ini.

Menghadapi dunia digital yang terkadang penuh kebencian dan kritik tajam, kita dipanggil untuk menghidupi kasih Kristus, yang meredakan badai. 

Mengedepankan empati dan pengertian dalam komunikasi online adalah wujud nyata bagaimana kita bisa meredakan konflik dan membawa damai.

Memiliki Keyakinan 

Kemajuan teknologi sering kali membawa ketidakpastian terkait pekerjaan, hubungan, dan masa depan. Menjaga iman seperti murid-murid yang bergantung kepada Yesus mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memegang kendalim.

Teknologi memungkinkan kita untuk berkomunitas dengan sesama orang percaya tanpa batasan geografis. Dalam komunitas ini, kita dapat saling mendukung dan menguatkan, menjadi tempat perlindungan dari badai yang kita alami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun