Dalam pelayanan ini, mereka memberikan waktu dan tenaga untuk berbagi pengalaman rohani dan mendoakan jemaat.Â
Kehadiran dan perhatian ini menjadi sesuatu yang sangat bernilai, mengingat banyak orang sering kali lebih membutuhkan telinga yang mendengarkan dan hati yang peduli dibandingkan sekadar bantuan materi.
Tentu saja, kegiatan pelayanan semacam ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan penerimaan dari pihak yang dikunjungi.Â
Sambutan hangat dari jemaat GPIAI Efata dan pengurusnya menunjukkan bahwa kita memiliki ruang bagi nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan di tengah kesibukan dan tantangan hidup.Â
Para pemimpin jemaat yang hadir, seperti Pdt. Linus Burakho, Bapak Sutaryo, dan Ibu Taryo, Melwan memainkan peran penting dalam memperkokoh persatuan dan semangat saling menghargai di antara jemaat.
Dalam konteks yang lebih luas, pelayanan kasih kepada sesama juga memberikan pesan penting kepada masyarakat tentang pentingnya sikap saling peduli.Â
Kehadiran PAKTA Jateng di tengah jemaat GPIAI Efata menunjukkan bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan menguatkan satu sama lain.Â
Pada dasarnya, kasih yang tulus adalah kasih yang tidak memilih tempat, waktu, atau kondisi. Justru di tengah kesulitan, kasih sejati akan bersinar paling terang dan membawa harapan bagi mereka yang membutuhkannya.
Selain itu, kegiatan ini juga menyadarkan kita bahwa perbedaan jarak dan latar belakang tidak menjadi penghalang untuk saling peduli.Â
Ketika masyarakat di perkotaan semakin individualis, kegiatan seperti ini menjadi contoh nyata dari nilai kebersamaan yang dapat dicontoh oleh semua kalangan.Â
Meskipun berasal dari daerah berbeda, baik tim dari Salatiga maupun jemaat di Patimuan dapat bersatu dalam iman dan kasih yang sama. Ini menunjukkan bahwa kebersamaan dapat tetap terjaga meskipun ada perbedaan.