Perjalanan kali ini dimulai dari Salatiga dengan tujuan akhir Pantai Pangandaran. Kami berlima, Mas Dwi, Pak Gideon, Erawati, dan Riang berangkat pada pukul 3 sore, membawa kendaraan lawas yang telah menemani berbagai petualangan.Â
Rute yang dipilih adalah melalui Ambarawa, Temanggung, hingga Wonosobo dan Ajibarang menuju Purwokerto, sebelum akhirnya tiba di Cilacap.Â
Jalur ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyuguhkan nuansa alam pegunungan dan pedesaan yang menyegarkan.
Sepanjang perjalanan, kami dimanjakan dengan pemandangan area pertanian yang membentang di sisi kanan dan kiri jalan.Â
Dari perkebunan sayur yang subur hingga kebun teh yang berundak, setiap sudut menyuguhkan pesona alam yang hijau dan segar.Â
Pohon-pohon rindang serta udara sejuk semakin menambah kenyamanan dalam perjalanan, membawa ketenangan yang sulit ditemukan di perkotaan.
Meskipun perjalanan ini panjang, kondisi jalan aspal yang bagus turut membantu memperlancar perjalanan kami.Â
Berkat jalur yang rata dan terawat, kami bisa melaju dengan nyaman tanpa hambatan yang berarti.Â
Di daerah Temanggung, kami melintasi perkebunan sayur yang terhampar luas. Tanah pertanian yang subur terlihat begitu hijau dan rapi, seolah menyambut kami dengan keramahan alam yang begitu murni.Â
Pemandangan ini memberikan gambaran nyata tentang kehidupan para petani yang bekerja dengan penuh dedikasi untuk mengelola alam.
Ketika memasuki Wonosobo, kami disuguhi hamparan kebun teh yang tertata rapi. Pola kebun teh yang berundak-undak menciptakan pemandangan yang indah, dengan barisan daun teh yang menghijau sejauh mata memandang.
Kami sempat mencicipi tempe kemul dan geblek khas Wonosobo. Kedua makanan ini menjadi teman perjalanan yang nikmat, memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.Â
Rasa gurih dan tekstur yang unik dari tempe kemul serta kenikmatan geblek yang terbuat dari tepung ketela memberi warna tersendiri pada perjalanan kami.
Jalur Ajibarang menuju Purwokerto membawa kami melewati kawasan persawahan dan hutan yang rindang.Â
Daerah ini menyuguhkan pesona pedesaan yang asri, lengkap dengan para petani yang tengah sibuk bekerja di sawah.Â
Melihat suburnya tanaman padi dan hamparan hijau di sekitar, kami merasa seolah berada di tengah lukisan alam yang hidup.
Setelah menikmati makanan ringan, kami melanjutkan perjalanan dan berhenti sejenak di Banyumas untuk makan malam.Â
Kami memilih sebuah restoran lokal yang menyajikan hidangan khas daerah, menikmati hidangan dengan cita rasa yang menggugah selera.
Pemandangan sepanjang jalur ini semakin memukau saat senja tiba. Langit berwarna jingga berpadu dengan hijaunya pepohonan, menciptakan suasana yang begitu syahdu.Â
Kami berhenti sejenak untuk menikmati panorama ini, merasakan ketenangan dan syukur atas keindahan alam yang jarang kami temui sehari-hari.
Sekitar pukul 10 malam, kami tiba di daerah Patimuan, Cilacap. Setelah beristirahat, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pangandaran esok harinya.
Meskipun membawa kendaraan lawas, perjalanan ini tidak hanya memberi pengalaman, tetapi juga mengajarkan kami tentang arti kesederhanaan dan kebersamaan.Â
Keindahan alam, suasana pedesaan yang damai, serta petualangan menuju pantai memberikan kesan mendalam.Â
Trip ini mengajarkan kami untuk lebih menghargai setiap momen dan pesona alam yang ada di sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI