Ketika memasuki Wonosobo, kami disuguhi hamparan kebun teh yang tertata rapi. Pola kebun teh yang berundak-undak menciptakan pemandangan yang indah, dengan barisan daun teh yang menghijau sejauh mata memandang.
Kami sempat mencicipi tempe kemul dan geblek khas Wonosobo. Kedua makanan ini menjadi teman perjalanan yang nikmat, memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.Â
Rasa gurih dan tekstur yang unik dari tempe kemul serta kenikmatan geblek yang terbuat dari tepung ketela memberi warna tersendiri pada perjalanan kami.
Jalur Ajibarang menuju Purwokerto membawa kami melewati kawasan persawahan dan hutan yang rindang.Â
Daerah ini menyuguhkan pesona pedesaan yang asri, lengkap dengan para petani yang tengah sibuk bekerja di sawah.Â
Melihat suburnya tanaman padi dan hamparan hijau di sekitar, kami merasa seolah berada di tengah lukisan alam yang hidup.
Setelah menikmati makanan ringan, kami melanjutkan perjalanan dan berhenti sejenak di Banyumas untuk makan malam.Â
Kami memilih sebuah restoran lokal yang menyajikan hidangan khas daerah, menikmati hidangan dengan cita rasa yang menggugah selera.
Pemandangan sepanjang jalur ini semakin memukau saat senja tiba. Langit berwarna jingga berpadu dengan hijaunya pepohonan, menciptakan suasana yang begitu syahdu.Â
Kami berhenti sejenak untuk menikmati panorama ini, merasakan ketenangan dan syukur atas keindahan alam yang jarang kami temui sehari-hari.
Sekitar pukul 10 malam, kami tiba di daerah Patimuan, Cilacap. Setelah beristirahat, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pangandaran esok harinya.