Salah satu poin penting yang disampaikan dalam khotbah adalah adanya kuasa Allah yang menyertai kita dalam menjalankan Amanat Agung. Ini adalah sumber kekuatan yang tidak bisa diabaikan.
Ketika kita merasa lemah atau tidak berdaya, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu ada untuk memberikan dukungan dan bimbingan.Â
Ia memberikan jaminan yang menenangkan bagi setiap jemaat, terutama dalam situasi sulit di mana kesaksian iman bisa jadi sangat menantang.
Selanjutnya, Abdilian juga menegaskan pentingnya mengajar orang lain untuk menjadi murid Kristus. Proses pengajaran ini tidak hanya sekadar mentransfer informasi, tetapi juga membangun karakter dan iman orang-orang yang kita ajar.Â
Dalam konteks ini, gereja berperan sebagai tempat pembinaan dan pengembangan iman, di mana setiap anggota dapat belajar dan bertumbuh bersama.Â
Pendidikan iman harus menjadi prioritas, terutama dalam membimbing generasi muda untuk memahami ajaran Kristus.
Pentingnya penyertaan Tuhan yang dijanjikan dalam Matius 28:20 juga menjadi sorotan dalam khotbah tersebut. Janji ini mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah sendiri dalam perjalanan iman kita.
Tuhan senantiasa menyertai setiap langkah kita, memberikan pengharapan dan keyakinan di tengah tantangan yang kita hadapi. Hal ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk terus maju dan tidak takut menghadapi rintangan.
Ibadah ini juga menunjukkan bagaimana gereja berfungsi sebagai persekutuan yang saling mendukung. Kehadiran anak-anak dari PPA mencerminkan pentingnya investasi dalam generasi masa depan.Â
Dengan mengajarkan nilai-nilai iman sejak dini, gereja dapat membentuk karakter dan spiritualitas anak-anak yang akan tumbuh menjadi pemimpin yang berintegritas di masa depan.
Setelah ibadah, para jemaat meninggalkan gereja dengan hati yang penuh semangat dan harapan. Pengalaman spiritual yang mendalam selama ibadah menjadi bahan bakar untuk menghadapi tantangan sehari-hari.Â