Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengatasi Konflik dalam Pernikahan: Jalan Menuju Pemulihan Keluarga

20 Oktober 2024   08:53 Diperbarui: 20 Oktober 2024   19:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdm. Yulia Santosa menyampaikan khotbah di GPIAI Efata/dok.pri.

Meskipun tidak dicintai oleh suaminya, Yakub, Tuhan melihat penderitaannya dan memberinya anak-anak sebagai tanda kasih-Nya. 

Setiap kali Lea melahirkan, ia memberikan nama kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa kasih dan perhatian Yakub akan berpindah kepadanya. 

Misalnya, saat ia melahirkan Simeon, ia berkata, "Sekarang suamiku akan mengikatkan dirinya kepadaku, sebab aku telah melahirkan dua anak laki-laki baginya" (Kejadian 29:33). 

Berkat yang diterima Lea, meskipun tidak dalam bentuk cinta dari suaminya, menunjukkan bahwa Tuhan selalu hadir dalam setiap situasi, memberi harapan dan tujuan kepada mereka yang beriman. 

Melalui anak-anaknya, Lea akhirnya menemukan makna dan kekuatan, serta menjadi bagian dari garis keturunan yang penting dalam sejarah bangsa Israel  

Mampu Menghadapi Tantangan

Penting bagi kita untuk mengingat bahwa keluarga adalah inti dari masyarakat. Dengan membangun keluarga yang kuat dan sehat, kita juga sedang membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan. 

Dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks ini, mari kita jadikan cinta, komitmen, pemulihan, dan kasih Kristus sebagai panduan utama dalam setiap langkah kita. 

Kita bisa menghadapi tantangan era digital ini dan menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis bagi semua anggota keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun