Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Intrik Sengkuni dan Duryodhana dalam Pertarungan memperebutkan Tahta Astina

15 Oktober 2024   18:13 Diperbarui: 15 Oktober 2024   19:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabu Duryodhana bermusyawarah dengan Pendita Durna, serta Patih Sengkuni. https://www.kbknews.id

"Kita harus memastikan bahwa mereka tidak bisa kembali!" Sengkuni terus membisikkan kata-kata provokatif, menyalakan semangat permusuhan di antara Kurawa.

Konflik yang dipicu oleh kebohongan dan manipulasi ini tidak hanya berdampak pada Pandawa tetapi juga mengubah seluruh tatanan kerajaan Astina. 

Ketika perang besar di Kurukshetra tak terhindarkan, Sengkuni menyaksikan hasil dari rencananya. 

Di tengah kepingan-kepingan kehancuran yang ditimbulkan, ia menyadari bahwa ambisi dan intrik dapat membawa kehancuran tidak hanya bagi musuh tetapi juga bagi diri sendiri.

Di dalam gemuruh perang, Duryodhana akhirnya berhadapan dengan Yudhistira. Mereka adalah dua sisi dari koin yang sama, bertarung untuk merebut tahta dan membela kehormatan masing-masing. 

Sengkuni, yang awalnya berdiri di belakang layar, kini menyaksikan dengan penuh kecemasan, mengetahui bahwa permainannya telah menciptakan kekacauan yang tak terduga.

Dengan setiap langkah di medan perang, kisah Sengkuni dan Duryodhana menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana ambisi yang tak terkontrol dapat membawa pada keruntuhan. 

Dalam pencarian mereka akan kekuasaan, keduanya lupa akan makna sejati dari kepemimpinan dan tanggung jawab.

Akhirnya, dengan seluruh tatanan yang hancur, Sengkuni menjadi simbol dari semua kesalahan dan penyesalan. Sejarah mencatat bahwa dalam setiap intrik dan kebohongan yang dia rencanakan, dia juga menulis halaman-halaman kelam bagi keluarganya sendiri.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kejujuran dan integritas, serta bahaya yang mengintai di balik setiap langkah yang diambil dalam mengejar kekuasaan. 

Sengkuni dan Duryodhana adalah contoh nyata bahwa jalan licik dan manipulatif tidak akan pernah membawa pada kebahagiaan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun