Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Asa Pedagang Pakaian di Pasar Tiban Salatiga

15 Oktober 2024   16:15 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:02 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar tradisional. (Foto: KOMPAS/LASTI KURNIA)

Setiap hari Minggu, Jalan Lingkar Salatiga dari area Kecandran hingga Pulutan dipenuhi oleh kehidupan dan keceriaan. Di sinilah Pasar Tiban beroperasi, sebuah pasar yang telah menjadi bagian penting dari budaya lokal dan ekonomi masyarakat. 

Suasana pasar yang ramai dan berwarna-warni ini menarik pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari warga lokal hingga wisatawan yang ingin merasakan keunikan pasar tradisional Indonesia.

Pasar Tiban bukan hanya sekadar tempat untuk berbelanja; ia adalah sebuah pengalaman. Dengan berbagai lapak yang menjajakan beragam produk, pasar ini menawarkan pilihan yang bervariasi bagi pengunjung. 

Di antara deretan lapak tersebut, pedagang makanan, pakaian, sepatu, sandal, dan barang pecah belah semuanya bersaing menarik perhatian pembeli.

Lapak Pedagang Pakaian

Di bagian khusus pedagang pakaian, suasana semakin meriah. Mereka menggelar dagangannya di pinggir jalan dengan lapak sederhana, menampilkan koleksi pakaian yang beragam. Baju, celana, kaos, dan jaket dijajakan dengan rapi, memudahkan pengunjung untuk memilih sesuai selera. 

Dengan harga yang bersahabat dan variasi model yang menarik, para pedagang pakaian berusaha menarik perhatian setiap pengunjung yang lewat.

Interaksi antara pedagang dan pembeli di Pasar Tiban sangat khas. Tawar-menawar menjadi bagian penting dari pengalaman berbelanja, di mana pembeli sering kali berusaha mendapatkan harga terbaik. 

Para pedagang, dengan senyum ramah dan trik pemasaran mereka, siap melayani setiap pengunjung yang datang. 

Pedagang Pakaian Tradisional di Era Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun