Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menghadirkan Kasih dan Kebenaran dalam Keluarga

13 Oktober 2024   16:33 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt. Noh Asbanu menyampaikan Khotbah tentang Keluarga Kristen/source: multimedia GPIAI

Pada Ibadah Raya Pagi di Gereja Pantekosta Isa Almasih Indonesia Salatiga, Pdt. Noh Asbanu membawakan sebuah pesan yang dalam tentang grand design Allah dalam keluarga, sebuah rancangan ilahi yang harus diwujudkan oleh setiap orang percaya.

Dengan mengutip Hosea 4:7, di mana umat Israel diperingatkan tentang kejatuhan mereka karena meninggalkan Allah, dan Kejadian 1:27, yang menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, Pdt. Noh mengajak jemaat merenungkan pentingnya menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan keluarga.

Representasi Kehadiran Allah

Dalam kisah yang disampaikannya, Pdt. Noh menggambarkan bagaimana seorang raja di zaman dahulu akan membuat patung-patung dirinya dan meletakkannya di seluruh kerajaan. 

Tujuan dari hal ini adalah agar rakyat yang melihat patung tersebut menyadari keberadaan dan kekuasaan sang raja, meskipun raja tidak hadir secara fisik. Patung itu menjadi penanda akan kehadiran dan kedaulatan sang raja di tengah-tengah rakyatnya. 

Dengan analogi ini, Pdt. Noh menyatakan bahwa manusia, yang diciptakan dalam gambar Allah, berperan sebagai "penanda" kehadiran dan kekuasaan Allah di bumi, termasuk di dalam keluarga.

Gambar dan Rupa Allah

Kejadian 1:27 mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan sebagai gambar Allah. Ini berarti bahwa keluarga Kristen dipanggil untuk mencerminkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam keluarga, Allah harus hadir bukan hanya sebagai konsep, tetapi nyata dalam tindakan, kasih, dan integritas yang diperlihatkan oleh setiap anggota keluarga. Allah ingin agar keluarga menjadi tempat di mana cinta kasih-Nya dinyatakan dan kehendak-Nya terlaksana.

Namun, dalam Perjanjian Lama, umat Israel seringkali berpaling dari Allah. Mereka meninggalkan perintah-Nya, dan sebagai akibatnya, mereka mengalami hukuman dan pembuangan. Pdt. Noh menekankan bahwa ini adalah peringatan bagi kita semua. 

Ketika keluarga-keluarga Kristen mulai mengabaikan Allah dan tidak lagi mengutamakan firman-Nya, kehancuran akan mulai terlihat, baik dalam hubungan antaranggota keluarga maupun dalam moralitas kehidupan sehari-hari.

Relevansi pada Zaman ini

Pdt. Noh juga menyinggung realitas yang menyedihkan di zaman modern ini. Kasus-kasus orang tua yang menelantarkan anak-anak, bahkan sampai membunuh atau menjual anaknya sendiri, menjadi cermin dari kehancuran nilai-nilai keluarga yang jauh dari rencana Allah. 

Dalam berbagai tragedi tersebut, tampak betapa pentingnya menghadirkan Allah dalam keluarga, agar kehendak-Nya yang penuh kasih dapat menjaga dan membimbing setiap anggota keluarga.

Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk belajar mentaati firman Tuhan dan menyelaraskan hidup kita dengan kehendak-Nya. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama sebagai keluarga. 

Keluarga Kristen seharusnya menjadi tempat di mana firman Tuhan ditaati, dan segala keputusan hidup diambil berdasarkan kehendak Allah yang dinyatakan dalam Alkitab.

Hidup Dalam Rancangan Allah

Pdt. Noh kemudian menegaskan bahwa grand design Allah untuk keluarga harus tampak dalam semua aspek kehidupan. Bukan hanya dalam ibadah formal, tetapi dalam setiap percakapan, keputusan, dan interaksi sehari-hari. 

Dengan demikian, keluarga Kristen bisa menjadi refleksi nyata dari kasih dan kuasa Allah yang hadir di tengah dunia ini.

Pdt. Noh mengajak jemaat  untuk membawa kembali keluarga pada rancangan Allah yang sejati. Keluarga Kristen dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia, mencerminkan Allah yang hadir dalam kehidupan mereka.

Menghadirkan Kasih Allah dalam Keluarga

Allah adalah Raja yang berdaulat atas hidup orang percaya, dan tanda dari kehadiran-Nya harus terlihat jelas melalui keluarga yang hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Pesan ini menjadi sebuah panggilan penting bagi kita semua untuk terus menghadirkan kasih Allah dalam keluarga kita, agar grand design Allah, rancangan-Nya yang penuh kasih dan kebenaran, dapat diwujudkan dan dilihat oleh dunia di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun