Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Susunan Menteri Kabinet: Representasi Kekuatan Koalisi Pemerintahan Prabowo

13 Oktober 2024   02:11 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:19 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden terpilih, Prabowo Subianto/ https://www.voaindonesia.com

Menjelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, pembicaraan mengenai susunan kabinet semakin mendominasi diskursus politik. 

Dalam konteks Indonesia, kabinet bukan sekadar eksekutif, melainkan representasi koalisi dan kekuatan politik yang ada. Oleh karena itu, pilihan menteri menjadi sorotan utama.

Prabowo yang berencana mengangkat banyak menteri dari kabinet Jokowi menunjukkan pendekatan pragmatis. Keberlanjutan kebijakan yang terbukti efektif penting dalam politik, dan mengangkat figur berpengalaman dapat meminimalkan risiko dalam pelaksanaan program pemerintah. 

Namun, keputusan ini juga mengundang tantangan, terutama dalam menyeimbangkan kepentingan politik dan profesionalisme.

Adanya nama-nama familiar memberikan keuntungan, tetapi penilaian publik terhadap mereka selama periode sebelumnya akan menjadi pertimbangan penting. 

Jika PDI-P, sebagai rival Prabowo, merapat ke kabinet, ini dapat mengurangi polarisasi di masyarakat. 

Ruang dialog dan kolaborasi antar partai dapat menciptakan stabilitas politik yang lebih baik, namun harus hati-hati dalam menjaga integritas dan ideologi masing-masing.

Kolaborasi Prabowo dan PDI-P bisa menjadi langkah progresif, namun perbedaan visi dan misi bisa memicu konflik.

Penting bagi Prabowo untuk tidak hanya mempertimbangkan loyalitas politik dalam memilih menteri, tetapi juga kemampuan dan integritas mereka. 

Pengakuan terhadap menteri berperforma baik di kabinet Jokowi penting, tetapi tidak boleh mengabaikan potensi dari partai lain.

Selain itu, transisi pemerintahan yang mulus atau soft lending diperlukan demi stabilitas ekonomi dan keamanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun