Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ironi Kesehatan Mental dan Topeng Rohani

13 Oktober 2024   00:13 Diperbarui: 13 Oktober 2024   01:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mental Seseorang/ https://pixabay.com

Kesehatan mental dan kerohanian menjadi dua aspek penting dalam kehidupan modern yang sering dibahas. 

Kesehatan mental adalah fondasi untuk hidup yang sehat; tanpa kondisi mental yang baik, seseorang kesulitan menghadapi tantangan sehari-hari. 

Kesadaran akan tanda-tanda kesehatan mental yang buruk, seperti kecemasan dan depresi, perlu ditingkatkan untuk mendorong pencarian bantuan.

Kerohanian dapat berfungsi sebagai landasan membangun kesehatan mental. Melalui praktik spiritual, banyak orang menemukan makna dan tujuan yang mendukung kesejahteraan jiwanya. 

Namun, ada ironi yang mencolok: dalam pencarian spiritual ini, individu sering kali melupakan kesehatan mental mereka, berusaha terlihat baik di mata orang lain meski dalam keadaan rapuh.

Kesehatan mental dan kerohanian saling berinteraksi; keduanya dapat memperkuat satu sama lain dalam proses pertumbuhan pribadi. 

Namun, sering kali terdapat orang yang mengaku beriman tetapi tidak menunjukkan kedewasaan emosional, menciptakan paradoks yang perlu dipahami. 

Mereka tampak damai di luar, tetapi di dalam, mereka berjuang dengan ketidakpuasan dan kebingungan. Kehidupan rohani kadang digunakan sebagai topeng untuk menutupi ketidakdewasaan mental. 

Di balik penampilan tenang, mereka sering menyimpan konflik internal dan akar pahit dari pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan. Ironisnya, dalam usaha untuk menemukan kedamaian, mereka sering kali menambah beban emosional yang lebih dalam.

Ahli psikologi, Dr. Martin Seligman, mengemukakan bahwa kesehatan mental yang baik tidak hanya berarti bebas dari masalah, tetapi juga menemukan makna dan tujuan dalam hidup. 

Ini menunjukkan bahwa kerohanian mendorong kesehatan mental, tetapi tidak boleh dijadikan pengganti untuk mengatasi masalah emosional yang mendalam.

Menjadi penting bagi individu untuk berani menghadapi luka batin, bukan hanya menutupinya dengan praktik spiritual. 

Proses ini sangat penting agar mereka dapat tumbuh secara sehat. Kesadaran diri menjadi kunci dalam perjalanan ini. Memahami diri sendiri dan mengakui kelemahan adalah membuka jalan menuju perubahan positif.

Ironinya, meskipun kita hidup di era informasi, banyak yang masih terjebak dalam ketidakpahaman tentang diri mereka sendiri. 

Menurut Dr. Bren Brown, ahli riset yang terkenal, kerentanan dalam komunitas dapat menciptakan ruang untuk pertumbuhan, menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat berharga. Keseimbangan antara keduanya sangat penting dalam kehidupan kita. 

Dengan memahami dan mengintegrasikan kesehatan mental dan kerohanian, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan penuh tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun