Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

LinkendIn Dihiasi #desperate, Pentingnya Strategi Mencari Kerja

9 Oktober 2024   08:58 Diperbarui: 12 Oktober 2024   01:11 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencari kerja di situs pencari kerja(SHUTTER STOCK via kompas.com)

Mencari pekerjaan di era modern ini tidak semudah yang dibayangkan. Banyak orang mengungkapkan frustrasi mereka di media sosial, terutama dengan tagar #Desperate yang ramai di LinkedIn.

Fenomena ini mencerminkan realitas yang dihadapi banyak pencari kerja saat ini.

Salah satu penyebab utama dari kondisi ini adalah tingginya tingkat pengangguran. Pandemi COVID-19 telah melanda berbagai sektor ekonomi, mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan. 

Meski ekonomi mulai pulih, banyak perusahaan masih berhati-hati dalam perekrutan, menciptakan kekosongan yang tidak terisi dengan cepat.

Persaingan di pasar kerja semakin ketat, terutama di kalangan lulusan baru. Banyak orang dengan latar belakang pendidikan yang sama, namun tidak semua memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. 

Hal ini yang membuat pencari kerja merasa terjebak dalam kesulitan, dan merasa putus asa.

Keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan menjadi salah satu penyebab utama kesulitan ini. Perusahaan kini lebih memilih kandidat dengan keterampilan spesifik yang relevan. 

Seringkali, pencari kerja merasa pendidikan formal mereka tidak sejalan dengan tuntutan industri, menimbulkan rasa ketidakpuasan.

Di sisi lain, kondisi ekonomi yang tidak menentu juga menjadi penghalang. Banyak perusahaan terpaksa memangkas anggaran dan mengurangi tenaga kerja, menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi pencari kerja, di mana peluang semakin terbatas.

Perubahan dalam metode rekrutmen juga berdampak signifikan. Banyak perusahaan menggunakan sistem otomatis untuk menyaring lamaran. 

Metode ini sering membuat proses seleksi semakin sulit, terutama bagi mereka yang tidak memahami cara menyusun CV yang menarik perhatian algoritma.

Namun, ada beberapa solusi yang dapat diambil oleh pencari kerja untuk meningkatkan peluang mereka. Salah satunya adalah meningkatkan keterampilan melalui pelatihan atau kursus online. 

Dengan mengembangkan kompetensi, mereka dapat memenuhi ekspektasi pasar yang terus berubah.

Membangun jaringan profesional juga sangat penting. Dalam dunia yang semakin terkoneksi, jaringan dapat menjadi kunci untuk membuka peluang kerja. Berpartisipasi dalam acara atau diskusi di platform seperti LinkedIn dapat membantu memperluas koneksi dan menemukan kesempatan yang mungkin tidak terlihat.

Fleksibilitas dalam mencari pekerjaan juga menjadi hal yang krusial. Terkadang, pencari kerja perlu mempertimbangkan posisi yang tidak sesuai dengan harapan awal, tetapi dapat menjadi langkah awal yang baik. Pengalaman dalam berbagai posisi dapat membuka pintu untuk kesempatan yang lebih baik di masa depan.

Optimasi CV dan profil LinkedIn juga tak boleh diabaikan. Menggunakan kata kunci yang tepat dan menyoroti pencapaian yang relevan dapat meningkatkan peluang untuk diperhatikan oleh perekrut. Ini adalah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar dalam proses pencarian kerja.

Dengan demikian penting bagi pencari kerja untuk tetap positif dan tidak menyerah. Meskipun kondisi saat ini tampak sulit, dengan ketekunan dan strategi yang tepat, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tetap ada. 

Dengan tetap beradaptasi dan belajar, pencari kerja dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih percaya diri.

Meskipun mencari pekerjaan di era ini penuh tantangan, ada banyak langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan peluang. 

Dengan memahami masalah yang ada dan menerapkan solusi yang tepat, pencari kerja dapat tetap optimis dalam perjalanan mereka menuju karier yang sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun