Suasana duka menyelimuti Jemaat Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Setugur setelah kepergian Pdt. Kornelius Jono pada usia 63 tahun.Â
Beliau dipanggil Tuhan (4/10/2024) setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit, termasuk khemoterapi di Semarang. Kepergiannya meninggalkan istri tercinta, Mulyati, serta dua orang anak dan empat cucu.
Selama hampir 40 tahun, Pdt. Kornelius dikenal sebagai gembala yang penuh perhatian dan dedikasi.
Ia tak hanya membimbing jemaat secara rohani, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan pendidikan anak-anak melalui kerja sama dengan Pusat Pengembangan Anak.Â
Inisiatif ini membantu anak-anak di wilayah Jetak untuk tetap mengenyam pendidikan, menunjukkan komitmennya terhadap masa depan generasi muda.
Peran Pdt. Kornelius dalam pembinaan rohani dan penguatan komunitas setempat telah menciptakan kenangan mendalam bagi jemaat dan masyarakat di sekitar Setugur.Â
Keberadaan beliau sebagai pemimpin spiritual dan sosial telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi banyak orang.
Upacara penutupan peti dan pemakaman dilaksanakan dengan khidmat, dipimpin oleh Badan Pekerja Daerah GSJA.Â
Banyak hamba Tuhan dari GSJA serta gereja-gereja lain di wilayah Kabupaten Semarang dan Salatiga hadir untuk memberikan dukungan moral bagi keluarga dan jemaat GSJA.
Warisan yang Abadi
Kepergian Pdt. Kornelius Jono bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan jemaatnya, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Setugur.Â
Dalam era di mana nilai-nilai spiritual sering kali terpinggirkan, sosok Pdt. Kornelius hadir sebagai teladan dan inspirasi.Â
Dedikasinya yang tulus dalam membina iman serta membangun pendidikan anak-anak di wilayahnya mencerminkan semangat kepedulian yang seharusnya ditiru oleh kita semua.
Pdt. Kornelius tidak hanya menggembalakan jemaat, tetapi juga membangun relasi yang erat dengan masyarakat.Â
Melalui program-program pendidikan yang dia inisiasi, beliau menunjukkan bahwa iman dan pendidikan dapat berjalan beriringan dalam membangun masa depan yang lebih baik.Â
Kontribusinya menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian integral dari kehidupan beriman.
Dalam kenangan yang menyentuh, kita diingatkan akan pentingnya menghargai setiap momen bersama orang-orang yang kita cintai.Â
Warisan Pdt. Kornelius akan terus hidup melalui setiap anak yang mendapat kesempatan pendidikan, serta setiap jiwa yang ia sentuh dengan kasih dan pengertian.
Selamat jalan, Pdt. Kornelius Jono. Semoga damai Tuhan menyertai perjalananmu dan keluarga yang ditinggalkan diberkati dengan kekuatan serta penghiburan senantiasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H