Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Si Sengkuni yang Selalu Dibenci karena Kelicikannya

25 September 2024   12:04 Diperbarui: 25 September 2024   15:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sengkuni adalah salah satu tokoh paling kontroversial dalam dunia pewayangan, terkenal karena kelicikan dan intriknya. 

Ia sebagai paman Kurawa, tetapi perilakunya yang manipulatif membuatnya menjadi sosok yang dibenci. 

Pelajaran di balik semua itu, Sengkuni menawarkan pelajaran berharga tentang etika dan integritas dalam kepemimpinan politik, yang sangat relevan di dunia saat ini.

Kelicikan Sengkuni dan Dampaknya

Sengkuni menggunakan kecerdikannya untuk memanipulasi situasi demi keuntungan keluarganya. Tindakan licik ini terlihat jelas ketika ia merancang permainan dadu yang mengakibatkan Pandawa kehilangan hak atas kerajaan. 

Meskipun tujuannya mungkin terkesan positif dalam konteks melindungi keluarga, metode yang digunakan Sengkuni jelas mencerminkan sifat buruk yang akan berakibat pada konflik berkepanjangan.

Politik di dunia nyata sering kali dipenuhi oleh intrik dan manipulasi, mirip dengan yang dilakukan Sengkuni. Tidak sedikit di dunia ini pemimpin yang terjebak dalam taktik serupa untuk mempertahankan kekuasaan, bahkan jika itu berarti merugikan pihak lain. 

Hal ini menunjukkan bahwa kelicikan dalam politik tidak hanya merusak integritas individu tetapi juga menciptakan ketidakpuasan di masyarakat.

Pelajaran untuk Pemimpin Politik

Kisah Sengkuni seharusnya menjadi cerminan bagi para pemimpin politik masa kini. Integritas dan kejujuran adalah fondasi penting dalam membangun kepercayaan publik. 

Seperti yang dinyatakan oleh banyak tokoh politik, termasuk George Washington, yang pernah mengatakan, "Jujurlah dalam semua hal, terutama dalam hal yang berkaitan dengan kepercayaan." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun