Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Si Sengkuni yang Selalu Dibenci karena Kelicikannya

25 September 2024   12:04 Diperbarui: 25 September 2024   15:59 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh Sengkuni (kiri)/  https://www.bentarabudaya.com

Seperti yang pernah diungkapkan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt, "Keadilan sosial adalah tugas kita, dan kita harus memperjuangkannya untuk rakyat." 

Pernyataan itu menunjukkan bahwa pemimpin harus memiliki komitmen untuk memperjuangkan keadilan demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Keadilan harus menjadi prinsip utama dalam kepemimpinan. 

Pemimpin yang mengedepankan keadilan akan mendapatkan kepercayaan masyarakat, dan hal ini akan mendorong stabilitas sosial. 

Menghindari kelicikan dan fokus pada keadilan adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih baik.

Keadilan harus menjadi prinsip utama dalam kepemimpinan. Pemimpin yang mengedepankan keadilan akan mendapatkan kepercayaan masyarakat, dan hal ini akan mendorong stabilitas sosial.

Penutup

Tokoh Sengkuni adalah simbol dari segala yang negatif dalam politik, menggambarkan bagaimana kelicikan dapat merugikan semua pihak yang terlibat. 

Dalam menghadapi tantangan dunia modern, pemimpin politik perlu merenungkan pelajaran dari tokoh Sengkuni. 

Seorang pemimpin perlu mengutamakan integritas, kejujuran, dan keadilan, agar mereka dapat membangun kepemimpinan yang lebih baik dan menciptakan masyarakat yang harmonis. 

Jika para pemimpin menghindari kelicikan, mereka tidak hanya akan mendapatkan kepercayaan masyarakat tetapi juga berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun