Kejujuran adalah syarat mutlak untuk menciptakan hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.Â
Pemimpin yang jujur akan lebih dihormati dan dipercaya, karena rakyat dapat melihat komitmen mereka terhadap kebaikan bersama.Â
Hal senada juga diungkapkan oleh Barack Obama, yang menyatakan bahwa "kejujuran dan transparansi adalah landasan dari kepemimpinan yang efektif."Â
Mengambil jalan pintas melalui kelicikan hanya akan membawa konsekuensi jangka panjang yang merugikan.Â
Pemimpin yang bertindak dengan cara licik seperti Sengkuni sering kali menemukan diri mereka terjebak dalam jaring kebohongan dan manipulasi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kerugian bagi mereka sendiri.
Di sisi lain, pemimpin yang memilih untuk beroperasi dengan transparansi dan etika akan mendapatkan dukungan yang lebih kuat dari masyarakat. Pendekatan ini tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga menciptakan iklim politik yang sehat dan produktif.Â
Maka, penting bagi pemimpin untuk belajar dari kesalahan tokoh Sengkuni dan menghindari perilaku licik dalam setiap tindakan.
Mengutamakan Keadilan dan Harmoni
Dalam kisah Sengkuni juga menunjukkan betapa berbahayanya intrik politik. Ia menciptakan ketegangan antara Pandawa dan Kurawa, yang berujung pada konflik berdarah.Â
Pelajaran yang dapat diambil dari sini adalah bahwa pemimpin harus berkomitmen untuk menciptakan harmoni dan kerjasama, bukan perpecahan.Â
Dalam politik, penting untuk mendengarkan suara semua pihak dan mencari solusi yang adil.Â