Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sifat Kurawa dan 'Rebutan Balung Tanpo Isi' dalam Dinamika Politik Kontemporer

25 September 2024   10:15 Diperbarui: 25 September 2024   16:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang Kurawa: Duryadana dan Dursasana/  https://omahwayangklaten.or.id

Sifat angkara murka yang ditampilkan oleh Kurawa dalam epos Mahabharata menggambarkan karakter yang dipenuhi oleh keserakahan dan keinginan untuk berkuasa tanpa batas. 

Duryodhana, pemimpin dari seratus Kurawa, adalah representasi dari seorang pemimpin yang buta oleh ambisinya sendiri.

Segala cara, termasuk kecurangan dan kekerasan, dipilih untuk mempertahankan kekuasaan yang didapatkan secara tidak sah. 

Dalam konteks kepemimpinan modern, sifat angkara murka ini mengajarkan bahwa kekuasaan tanpa landasan moral dan etika akan menghancurkan tatanan masyarakat dan menciptakan ketidakadilan.

Seperti yang digambarkan dalam Mahabharata, "Duryodhana bertindak sebagai dalang dari semua konflik, mengorbankan banyak jiwa demi ambisi pribadinya."

Ambisi Tanpa Kendali Membawa Penderitaan

Kurawa adalah simbol dari apa yang terjadi ketika pemimpin terjebak dalam nafsu kekuasaan yang tidak terbatas. Kekuasaan yang mereka miliki tidak membawa kesejahteraan, melainkan menciptakan konflik dan penderitaan.

Sifat angkara murka ini mengajarkan bahwa kekuasaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan selalu membawa bencana, baik bagi pemegang kekuasaan itu sendiri maupun bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Dalam konteks ini, "Dalang dari semua penderitaan yang dialami oleh Pandawa adalah ambisi Duryodhana yang tak terpuaskan."

Sifat Angkara Murka 

Dalam konteks Pilkada 2024, kita perlu melihat kisah Kurawa sebagai pengingat akan bahaya dari perebutan kekuasaan tanpa moralitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun