Dalam jejak tak ada nama, Debu tebal beterbangan, Â
Panas membakar, musim kemarau panjang, Â
Namun langkah tetap tertanam di jalan gersang.
Pria memikul beban di pundak renta, Â
Wanita menggendong harapan di punggungnya, Â
Di jalan setapak, bebatuan menusuk tapak, Â
Kerikil tajam menguji, namun mereka tak goyah.
Tak ada alas, hanya kaki telanjang, Â
Di bawah terik mentari yang tak pernah sayang, Â
Para petani desa yang lugu, Â
Meniti hidup dengan jiwa yang tak ragu.
Tanpa keluh, tanpa resah, Â
Mereka terima bagian hidup yang pasrah, Â
Di ladang, di sawah, di ujung senja, Â
Mereka berjuang, dalam diam, dalam doa.
Tak ada sorak, tak ada tepuk tangan, Â
Hanya kerja keras yang mereka tunjukkan, Â
Namun di balik peluh, di balik debu, Â
Ada kehidupan yang terus mereka temu.
Mereka, pahlawan tanpa nama, Â
Berjalan dalam ketabahan yang tak terkira, Â
Menghargai hidup dalam segala kekurangan, Â
Menanam harapan, menuai kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H