Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kisah Penjual Telur Gulung Terus Berjuang Agar Tidak Tergulung

18 September 2024   20:23 Diperbarui: 18 September 2024   22:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari sudah cukup sore ketika suasana di Pemandian Umbul Senjoyo mulai ramai. Para pengunjung tampak antusias menikmati waktu bersantai di area pemandian yang segar. 

Di pintu masuk, beberapa pedagang berjajar dengan penuh semangat, menawarkan berbagai jajanan yang menggoda selera, terutama telur gulung dan cilok.

Makanan ringan ini tampaknya sangat digemari oleh anak-anak dan remaja yang berkunjung. 

Dengan wajah ceria, mereka menyodorkan uang kepada penjual, berharap mendapatkan camilan lezat.

Harga yang terjangkau, hanya seribu rupiah per tusuk untuk telur gulung, membuat makanan ini diminati.

Di antara kerumunan, terlihat penjual telur gulung, yang membawa sepeda motor, kompor gas, dan wajan untuk menggoreng. 

Alat-alat sederhana ini merupakan teman setianya dalam berjualan. Tak ketinggalan, ia juga membawa saus sebagai pelengkap. 

Meskipun peralatannya sederhana, semangatnya dalam berjualan sangat menginspirasi. 

Sudah beberapa tahun sejak pandemi, ia menjajakan telur gulung, berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 

Setiap tusuk yang terjual adalah langkah kecil baginya, untuk memastikan ia mendaat keuntungan. Dari hasil berjualan telur gulung, ia bisa memberikan uang saku bagi anaknya.

Hal ini menjadi motivasi baginya untuk terus berjualan meskipun tantangan tak jarang menghadang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun