Hari sudah cukup sore ketika suasana di Pemandian Umbul Senjoyo mulai ramai. Para pengunjung tampak antusias menikmati waktu bersantai di area pemandian yang segar.Â
Di pintu masuk, beberapa pedagang berjajar dengan penuh semangat, menawarkan berbagai jajanan yang menggoda selera, terutama telur gulung dan cilok.
Makanan ringan ini tampaknya sangat digemari oleh anak-anak dan remaja yang berkunjung.Â
Dengan wajah ceria, mereka menyodorkan uang kepada penjual, berharap mendapatkan camilan lezat.
Harga yang terjangkau, hanya seribu rupiah per tusuk untuk telur gulung, membuat makanan ini diminati.
Di antara kerumunan, terlihat penjual telur gulung, yang membawa sepeda motor, kompor gas, dan wajan untuk menggoreng.Â
Alat-alat sederhana ini merupakan teman setianya dalam berjualan. Tak ketinggalan, ia juga membawa saus sebagai pelengkap.Â
Meskipun peralatannya sederhana, semangatnya dalam berjualan sangat menginspirasi.Â
Sudah beberapa tahun sejak pandemi, ia menjajakan telur gulung, berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Â
Setiap tusuk yang terjual adalah langkah kecil baginya, untuk memastikan ia mendaat keuntungan. Dari hasil berjualan telur gulung, ia bisa memberikan uang saku bagi anaknya.
Hal ini menjadi motivasi baginya untuk terus berjualan meskipun tantangan tak jarang menghadang.Â